Page 58 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 58

pada hal-hal eksternal



                                yang bisa berubah,



                           hancur, atau direnggut



                                              dari kita.




                Tujuan membebaskan kita dari emosi negatif, minimal menguranginya,
                rasanya sangat relevan dengan kehidupan sekarang yang penuh
                ketidakpastian. Setelah membaca hasil Survei Khawatir Nasional, rasanya
                pemikiran purba ini tetap relevan, bahkan sesudah lewat lebih dari 2.000
                tahun. Di dalam artikel "Why Stoicism Matters Today", Kare Anderson
                menyebutkan beberapa alasan mengapa Stoisisme tetap relevan di masa

                kini:

                    1.    Stoisisme ditulis untuk menghadapi masa sulit.
                          Stoisisme lahir di era penuh peperangan dan krisis di Yunani.
                          Filsafat ini tidak menjanjikan materi ataupun damai di akhirat,
                          tetapi damai dan tenteram yang kokoh di kehidupan sekarang.
                          Damai dan tenteram ini kokoh karena berakar dari dalam diri kita,

                          bukan pada hal-hal eksternal yang bisa berubah, hancur, atau
                          direnggut dari kita.
                          Di era di mana banyak hoaks, fake news, maupun fitnah yang
                          beredar dengan liar di media sosial ataupun chat group, serta
                          keriuhan politik yang sering kali berdampak pada relasi personal
                          dan menyebabkan perpecahan di masyarakat, rasanya Stoisisme
                          sama relevannya untuk Indonesia saat ini, seperti halnya di Yunani

                          & Romawi 2.000 tahun yang lalu.

                    2.    Stoisisme dibuat untuk globalisasi. Stoisisme mungkin adalah
                          filsafat Barat pertama yang mengajarkan persaudaraan universal
                          [universal brotherhood). Di tengah dunia yang rasanya semakin
                          terpolarisasi dengan "kiri” versus "kanan”, "konservatif” versus
                          "liberal”, tersekat oleh identitas suku dan agama, sebuah filosofi
                          yang mengajarkan bahwa "kita semua adalah saudara dalam

                          kemanusiaan” sungguh sangat dibutuhkan. Ini juga pas dengan
                          kondisi Indonesia yang terasa memanas karena politik, di mana
                          label-label pemisah dan penyekat terasa semakin menguat.

                    3.    Stoisisme adalah filsafat kepemimpinan.
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63