Page 63 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 63

S   aat menulis buku ini, anak saya masih berusia 21 bulan. Jika


                         memungkinkan, saya senang menyempatkan diri berjalan- jalan

                         dengannya di kompleks perumahan saat pagi atau sore hari. Saya
                     senang mengamati bagaimana dia berkembang dari bayi yang tidak
                     bisa apa-apa hingga sekarang sudah mulai berjalan dan mencoba
                     belajar berlari. Ada yang lucu dari caranya berlari yang belum
                     sempurna, tangannya masih lurus menggantung dan belum berayun
                     layaknya cara berlari orang yang lebih dewasa. Dalam proses
                     pertumbuhannya, kelak dia akan mengerti bagaimana cara berlari

                     yang ‘seharusnya’. Sampai ia mengerti cara berlari yang ‘seharusnya’,
                     ia selalu tampak kurang seimbang dan sepertinya bisa tersandung
                     kapan saja.



                     Satu prinsip utama Stoisisme adalah bahwa kita harus "hidup selaras
                     alam” [in accordance with nature). Jika kamu langsung mengantuk

                     mendengar ini, atau tiba-tiba teringat pernah membuang sampah
                     sembarangan, tunggu dulu! "Hidup selaras alam" dalam Stoisisme
                     tidak sesempit "memelihara harmoni dengan lingkungan hidup",
                     seperti tidak membuang sampah sembarangan, mencemari
                     lingkungan, atau mencintai dan melindungi satwa langka (walaupun

                     tentu hal-hal ini juga baik dilakukan). Di dalam Stoisisme, "Alam”
                     [Nature—dengan huruf pertama kapital/ di sini lebih besar dari
                     "lingkungan hidup”, serta mencakup keseluruhan alam semesta dan
                     seluruh penghuninya.

                     Dalam konteks nature dari manusia, Stoisisme menekankan satu-
                     satunya hal yang dimiliki “manusia” yang membedakannya dari
                     "binatang”. Hal tersebut adalah nalar, akal sehat, rasio, dan

                     kemampuan menggunakannya untuk hidup berkebajikan [life of
                     virtues). Manusia yang hidup selaras dengan alam adalah manusia
                     yang hidup sesuai dengan desainnya, yaitu makhluk bernalar.

                     Dikaitkan dengan konsep arete di bab sebelumnya, maka manusia
                     yang hidup dengan arete/vVrtue/kebajikan adalah ia yang sebaik-
                     baiknya menggunakan nalar dan rasionya— karena itulah esensi,

                     nature mendasar dari menjadi manusia.

                     Yang menarik, nalar/rasionalitas yang sangat dipentingkan di dalam
                     Filosofi Teras adalah konsep yang bisa diterima oleh











                                                              36
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68