Page 46 - AL BAYAN EDISI 21
P. 46
“Maafkan aku Lisa, tapi tetap saja “Oh, ini akan ku tembakan kepada
manipulasimu tidak lucu, membuatku musuh utama kita.” Nalgana menjelaskan
panik dan kesal” sembari memegang anak panahnya.
“Hahaha… iya, aku akan “Baguslah, semoga berhasil!”
memaafkanmu. Tapi, kau harus Eljin sedari tadi berada di atas pohon,
memaafkan ku!” pandangannya kosong, hatinya masih
“Oke.” Eljin kembali tersenyum. saja gusar mengkhawatirkan ibunya.
Lisa melepaskan ikatan kelingkingnya, Lisa yang merasa iba melihatnya, ia
menegakkan badannya dan menerawang memanjat pohon menyusul Eljin berniat
ke segala arah untuk memastikan menghiburnya.
perjalanan. “Hai Eljin, kau sedang apa?” Lisa
“Yasudah, kita istirahat di sini untuk bertanya, lalu duduk di sebelahnya. Eljin
memulihkan tenaga kita,” ujar Lisa. melirik sekilas kehadiran Lisa.
Semuanya mencari tempatnya masing- “Bagaimana kondisi Ibu sekarang
masing yang nyaman untuk beristirahat. ya?” tanya Eljin sembari mendongakkan
***** pandangannya ke langit.
Hutan yang rimbu dengan dedaunan “Kau anak yang sangat berbakti yah,
membuat suasana teduh nan sejuk, Ibumu pasti bangga,” ucap Lisa memuji.
“Apa yang kau katakan tadi itu semua salah, aku
sengaja bertindak seperti itu, karena aku tau, jika kita
hanya terus berjalan maka perjalanan kita akan lama.
Toh, jika kalian lelah aku tidak akan menyerang kalian,
karena aku pun lelah dan mustahil juga satu Wanita
melawan tiga pria hebat sepertimu,”
seterik apa pun matahari, cahaya “Hahaha, iya kali.” Kekhawatiran Eljin
dan panasnya akan tetap sulit untuk mulai melarut dan menampakkan mimik
menembus hutan yang rimbu. yang ceria.
“Berapa lama lagi kita akan sampai?” “Aku senang melihatmu Bahagia,
tanya Vairiz. karena tidak bagus juga kalau kau
“Sebentar lagi juga sampai,” balas menjalankan tugas dengan hati dan
Lisa. pikiran gelisah.” Empati Lisa mulai
“Bukankah bahaya kalau kita istirahat muncul.
di sini?” “Iya aku tau itu, yasudahlah ayo kita
“Hahaha… ya tidaklah, karena aku lanjutkan perjalanannya.”
sudah memiliki rute teraman.” “Baiklah.” Lisa tersenyum manis ke
“Oh, baguslah. Tapi bagaimana kau arah Eljin. Lisa pun turun dari pohon,
tau Guru kami di mana?” Nalgana yang begitu pula dengan Eljin.
menyimak ikut andil dalam obrolan. “Vairiz, Nalgana, ayo kita lanjutkan
“Kalau itu, sebenarnya aku perjalanannya!” seru Lisa.
membuntuti mereka saat aku berhasil “Oke,” Nalgana dan Vairiz membalas
meloloskan diri. Setelah tau markas antusias.
kediamannya aku langsung pulang ke
desa dan melapor,” Lisa menjelaskan, “Oh
iya, Nalgana kenapa kau membawa satu Bersambung…
anak panah yang berbeda?” lanjut Lisa
menunjuk tas anak panah milik Nalgana.
46 MAJALAH AL-BAYAN
EDISI 21

