Page 37 - E-Module Sistem Reproduksi Pada Manusia
P. 37
menjadi blastosit yang berisi cairan blastosoel. Sel-sel blastosit bagian luar
(tropoblas) membentuk tonjolan ke arah endometrium, menghasilkan enzim
proteolitik yang mengikis sel endometrium dan pembuluh darah, membantu
implantasi serta membentuk plasenta dan membrane yang membungkus
embrio. Plasentaa memiliki fungsi sebagai sistem pencernaan, pernapasan, dan
ekskresi bagi janin. Semua system organ pada janin terbentuk setelah minggu ke-
8. Perkembangan janin selanjutnya berkaitan dengan deferensiasi organ-organ
sebagai berikut.
Janin dilindungi oleh beberapa membrane sebagai berikut.
a. Amnion, membentuk langit-langit berongga yang terisi cairan amnion
(ketuban). Amnion memiliki fungsi melindungi janin dari guncangan,
perubahan suhu, serta memungkinkan bayi bergerak dengan bebas.
b. Kantong kuning telur (sakus vitelinus) terbentuk di dalam endoderm yang
memiliki fungsi sebagai organ pencernaan dan pernapasan awal, membentuk
sel-sel darah dan pembuluh darah serta pertumbuhan gonad primitive
embrio.
c. Korion, merupakan membrane terluar, membentuk vili korionik (jonjot
endometrium) dan plasenta, serta menyekresikan HCG.
d. Allantois, merupakan membrane yang mengandung banyak pembuluh darah,
membentuk tali pusar yang menghubungkan janin dengan plasenta pada
endometrium uterus ibu.
3. Persalinan (partus)
Persalinan atau partus merupakan proses kelahiran bayi. Persalinan dipengaruhi
oleh hormone relaksin, estrogen oksitosin, prostaglandin, dan CRH. Persalinan
dibagi menjadi tiga tahap yaitu, dilatasi serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran
plasenta.
a. Dilatasi Serviks, serviks dipaksa melebar untuk jalan kepala bayi sekitar 10cm.
Tahap ini paling lama terjadi mulai dari beberapa jam hingga 24 jam.
b. Kelahiran bayi, bayi mulai bergerak melewati serviks dan vagina. Ibu dapat
membantu mengeluarkan bayinya dengan cara sengaja mengkontraksikan
30

