Page 16 - KOMPAK_TES
P. 16
16 inspirasi
edisi 153/Th ke-13/Mei 2016
Usah Kau Lara Sendiri
Jika ingin mencapai ujung cahaya pastilah harus dimulai dengan melewati
lorong kegelapan. Yang penting, kita meyakini jika kita tidak sendiri, masih
ada orang lain yang akan menjadi harapan kita. Seperti makna yang tersirat
di lirik lagu “Usah Kau Lara Sendiri”.
alam hidup, selalu ada jalan baik sendiri termasuk biasa saja dibandingkan Disabilitas.
dan jalan buruk. Ada jalan yang rekan-rekan yang lain. Namun itu tidak “Aku sempat gemetar begitu
Dmembawa kebahagiaan, dan pernah menghalangi untuk bergerak. Dan menginjakkan kakiku di podium ruang
sebaliknya, ada pula jalan yang bisa ternyata, sekali kita punya niat membantu, rapat, di Gedung Nusantara DPR. Tak
membawa kita kepada keputusasaan. banyak pintu yang terbuka dengan pernah menyangka jika saya telah
Tidak boleh menyerah kalah sebelum sendirinya,” ujarnya. menciptakan sejarah sendiri. Sejarah yang
bertanding, harus optimis. Jika masih Karena diberi kesempatan untuk terukir tanpa harus turun ke jalan atau naik
belum berhasil, setidaknya rasa percaya bergaul lebih akrab dengan teman di ke atas atap yang dikenal dengan gedung
diri akan meningkat. Jika berhasil, maka itu komunitas tuna netra, Dwi jadi lebih kura-kura DPR RI,” kenangnya.
adalah rezeki yang patut disyukuri. paham, bahwa untuk bisa peduli, Ia Jangan lagi ada ratap, teruslah
Itulah keyakinan Dwi Mukti Wibowo, harus menyediakan diri dengan ikhlas memintal harap, itulah pesan Dwi pada
pegawai BI yang juga pengurus Ipebi. untuk menyelami dunia mereka yang komunitas difabel binaannya. Dan
Namun, Dwi juga meyakini segala yang sesungguhnya. Tanpa itu, mustahil Ia Alhamdulillah, setelah acara seminar, dan
terjadi pada manusia sudah ada jalan bisa tergerak melakukannya. Begitu pun proses panjang yang dilakukan Panja di
keluarnya. “Aku percaya bahwa Tuhan dengan pemulung dan anak jalanan. Komisi XIII DPR-RI untuk mewujudkan
Maha Kaya, dan sudah menyediakan jatah Semakin Dwi mengenal dunia mereka, mimpi kaum disabilitas. Jumat, tanggal 16
rezeki untuk dijemput,” ungkapnya. semakin dirinya paham arti berbagi Maret 2016, RUU Penyandang Disabilitas
Dwi dinilai banyak rekan sejawatnya sesungguhnya. telah diketuk oleh DPR-RI menjadi UU
sebagai philantropy freak (kecanduan “Sejatinya, membantu mereka bukan Penyandang. Dwi bersyukur, banyak pihak
berbagi). Baginya, dia sudah diberikan selalu dengan memberi uang, namun pun bersyukur.
anugerah luar biasa dari Sang Maha Kaya, dengan cara memberikan mereka jalan “Namun harus disadari, implementasi
dan dipilih menjadi jalan bagi sebagian mengembangkan bakat yang mereka UU Penyandang Disabilitas masih perlu
orang yang tak terjangkau bantuan. miliki sehingga memiliki peluang menda- pengujian di lapangan. Perjalanan saya
“Meninggalnya anak sulung saya patkan penghasilan,” kata Dwi kala itu. masih panjang. Demikian pula buat teman-
Dimas Prasetyo adalah titik balik bagi Dwi juga tak bermimpi muluk dengan teman di komunitas disabilitas, terutama
saya untuk mulai peduli dan berbagi. aktifitasnya selama ini. Baginya, cukuplah The Brele,” tuturnya.
Bahwa semua yang saya miliki bukan milik bisa menjadi jembatan dan lentera bagi The Brele atau Business Relation
saya, tapi milik Allah,” kenangnya ketika mereka. Melihat mereka bahagia, itulah Edutainment, adalah komunitas disabilitas
mulai merintis yayasan yang bergerak di sumber kebahagiaannya. netra yang bisnisnya bergerak di bidang
bidang pendidikan dan pemberdayaan “Masih ada satu lagi tujuan yang edukasi dan entertain bentukan Dwi.
masyarakat. hendak saya wujudkan bersama mereka. Sebuah terobosan bisnis difabel yang
Kini, Dwi makin kecanduan berbagi, Yaitu memperjuangkan hak-hak mereka bukan lagi hanya mengandalkan pada
bahkan menjadi tidak sabar dalam hati dari RUU Penyandang Disabilitas menjadi kegiatan pijat refleksi, tetapi bisnis yang
ketika melihat komunitas difabel yang UU Penyandang Disabilitas, secara akan mengangkat derajat dan martabat
tidak bisa menjangkau bantuan apalagi langsung dan tak langsung,” jelasnya. mereka lebih tinggi, melalui kegiatan
ketrampilan. Dan Dwi patut bersyukur, ketika pihak pendidikan dan seni hiburan.
“Untuk bergerak membantu Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR berkenan “Doakan kami, agar tak pernah letih
komunitas tuna netra dan para untuk memberikan kepercayaan padanya kaki ini melangkah. Agar tak pernah lelah
penyandang disabilitas lainnya, tidak perlu menjadi moderator dalam acara Seminar hati ini untuk berbagi,” pungkasnya penuh
harus menunggu kita kaya dulu. Saya Nasional dalam rangka RUU Penyandang ajakan dan harap.

