Page 47 - ALBAYAN EDISI 12
P. 47

CERBUNG


 sampai kembali ke rumah.  Tamat
 Selesai mencuci cangkir dan  teh . Rain
 bergegas menuju depan rumah kembali   Namun ,Tuhan punya jawaban lain.
 dilihatnya sang ayah sudah lengkap   Seorang teman  kantor  ayah  Rain  tiba-
 memakai pakaian kantor nya.  tiba menelpon   mamah  Rain  dan
 “  ayah  mau  kemana  yah?”  Tanya  Rain   menyampaikan kabar  paling buruk  yang
 terkejut  dimana malam  itu  seorang putri  kecil
 “ayah mau pamit kerja dulu yaa sayang”   , Rain yang dulunya menjadi  putri  kecil
 pamit ayah terburu buru sambil menyalami   yang bahagia  saat  ini  terubah  takdirnya
 tangan anaknya.  “jagain mamah yaa   menjadi  putri kecil  yang malang.
 sayang” sambung ayah sambil menyalakan   SETELAH DENTING BERBUNYI 12 KALI
 mesin mobil nya. “siap ayah,, hati hati  di   Malam  ini  tepat  di  hari jum’at ,21
 jalan yaaa jangan lama-lama pulangnya,,,”   Desember 2018 pukul 21.30 ayahanda
 seru Rain sambil melambaikan tangannya   Rain  menghembuskan nafas   terakhirnya       Oleh: Anang Fauzi (guru SDIT Daarul Fikri)
 . lalu ayahnya pun membalas dengan   di   Rumah   Sakit   karena    nyawanya   tidak      Entah berapa purnama aku   yang mungkin bisa sedikit melipur rasa
 senyuman.  dapat   di selamatkan   akibat kecelakaan
 beruntun   lalu  lintas.  lewati sendiri. Berdiam seperti orang   ini.  Tapi lagi-lagi aku gagal. Priamu ini
 *****    bodoh. Melihat langit bertabur bintang   teramat lemah untuk bisa bertahan tak
 *****    gemintang. Berharap ada satu saja turun   memikirkanmu barang sehari. Hingga
 Malam hari pun datang,,  untuk menemani kesunyian ini. Angin   ratusan purnama berlalu, belum ada hati
          menertawakan sikapku yang konyol.
                                                yang bisa menggantikan posisimu di
 Jarum jam telah menunjukkan waktu      Seketika tangisan Rain pecah,   Orang-orang  sudah  terlelap  dalam  hatiku.
 pukul 21.00 WIB.  ia sudah tak sanggup lagi menahannya.   mimpi, tapi aku malah ke tempat ini. Lihat
 Sampai saat ini, hujan masih terus   Sungguh  begitu  rindunya  ia  pada  sang   jam  berapa  sekarang,  bahkan  satpam      Andaikan di dunia ini ada
 mengguyur  DKI Jakarta. Ayah Rain belum   ayah. Di luar rumahnya para tamu berlalu   yang berjaga di pos depan pun sudah   semacam alat atau mesin yang bisa
 juga kembali ke rumah nya padahal,   lalang kebingungan karena hujan semakin   terkantuk-kantuk hingga tak menyadari   menghapus memori seseorang, sudah
 kalaupun ayah Rain ke kantor tiba-tiba   lebat dan ramai pula anak kecil tengah   aku melewati portal yang selalu dijaganya.  barang tentu dari dulu aku membelinya.
 seperti  saat ini karena ada masalah di   bermain hujan-hujanan bersama para   Tapi itu hanya terjadi di negeri dongeng
 kantornya pasti tak akan lama hanya tiga   orang tuanya. Sudah lama semenjak   Jangan  tanya  aku  hendak  para  pujangga.  Ini  dunia  nyata,  dan  saat
 jam menjadi  waktu paling lama ayah Rain   Ayahnya tiada , Rain tidak pernah bermain   kemana malam-malam begini, Dek ... aku   ini kenyataan bahwa aku seorang duda
 di kantornya. Tapi,ini sudah melewati  tiga   huja-hujanan.  Setiap  hujan  datang  yang   jadi malu menjawabnya. Kau pasti tahu   beranak satu yang sulit move on dari
 jam paling lama.  kini   ia lakukan hanyalah   mengurung   tempat favorit orang yang gagal move on   belahan jiwanya itu rasanya menyakitkan .
 diri  di  kamar  sambil  bergumam. “Hujan..   sepertiku  kan?  Dari  dulu  kau  selalu  tahu      Sayang,  di Bumi saat  ini aku
 Rasa  cemas  pun terus  memburu  pikiran   sesungguhnya engkau adalah saksi bisu   aku, bahkan sebelum aku mengatakan   sedang terpekur menatap nirwana.
 Rain dan mamahnya.  kenangan terakhirku dengan ayah. tolong   sesuatu  yang  kuinginkan  padamu.  Di samping telaga yang airnya jernih
 Yang  bisa  Rain  dan  mamahnya lakukan   sampaikan salam ku pada ayah bahwa aku   Sayangnya, waktuku bermanja-manja   memantulkan keindahan pelata langit.
 untuk  mengusir  kepanikan    saat    ini     rindu padanya dan juga rindu kenangan   denganmu di Bumi tidaklah lama seperti   Sedang apakah kau di sana? dan, di bintang
 hanyalah bisa berdoa kepada tuhan yang   setiap hujan”….   yang aku harapkan. Allah begitu cepat   manakah kau tinggal? itulah pertanyaan
 maha esa , semoga ayah Rain selamat   mengambilmu dari pria kesepian yang   terbesarku hingga saat ini. Aku tak tahu di
          masih butuh untuk dimanja, itulah aku.  mana kau menetap di luar sana. Tapi aku
                 Kau tahu kan, aku susah banget   selalu tahu bahwa kau selalu menetap di
          kalo dibangunin shalat shubuh? semenjak   sini, di hatiku. Hingga hari itu tiba, hari di
          kau pergi, Nafiez yang selalu ngebangunin   mana Allah kembali mempertemukan kita
          aku pake timpukan bantal. Rese banget itu   di dunia yang berbeda dalam kehidupan
          anak! gak kayak kamu yang halus ngasih   yang kekal.
          tahu bahkan sampai berkali-kali supaya       Aku rasa cerita tentangmu
          aku tidak telat shalat berjamaah.     sudah cukup sampai di sini. Aku ingin
                 Aku juga masih perlu bimbingan   bahagia dengan putra kita dan kembali
          untuk sikat gigi sebelum tidur. Nafiez jutek   melanjutkan hidup dengan harapan
          banget kalo tahu Abinya numpang  tidur   baru. Kalaupun  harapan itu tidak  ada,
          di kamarnya tapi belum sikat gigi. Bisa-  aku akan  mencarinya di suatu  tempat.
          bisa aku didepak supaya jangan tidur di   Jika  aku  tak  menemukannya,  maka
          sampingnya, sakit kan?                aku akan membuatnya. Jika aku tak
                 Dek, entah dengan cara apa lagi   bisa membuatnya dengan utuh, maka
          supaya aku bisa melupakanmu. Berbagai   aku akan memulainya lagi dari awal.
          cara  sudah  aku  coba.  Mulai  dari  puasa,   Begitu seterusnya hingga aku berhasil
          fokus membesarkan Nafiez, berusaha    menciptakan   harapan  baru   untuk
          membuka hati dengan wanita lain,      melanjutkan hidup tanpamu.
          dan seabreg  kegiatan positif  di sekolah           Salam dari perindumu ....


 46  MAJALAH AL-BAYAN                                             MAJALAH AL-BAYAN   47
 EDISI 11                                                                  EDISI 10
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52