Page 88 - Anatomi fisiologi S Pencernaan-Masayu-Unesco
P. 88

protein  seluler  dan  protein  plasma  dalam  jumlah

                      besar. Testosteron meningkatkan deposisi protein di
                      jaringan,  terutama  protein  kontraktil  dari  otot

                      skeletal.


                G.  Efek Stres Terhadap Metabolisme

                   Metabolisme  karbohidrat,  lemak,  dan  protein  cukup

                   dipengaruhi  oleh  stres.  Sebagai  respon  terhadap  stres,
                   tubuh  meningkatkan  sekresi  kortisol,  katekolamin,  dan

                   glukagon,  yang  menghasilkan  peningkatan  produksi

                   glukosa    endogen     (glukoneogenesis    hepatik)    dan
                   hiperglikemia untuk menyediakan glukosa pada sel untuk

                   produksi ATP di dalam sel yang terlibat dalam respon fight
                   or  flight. Stimulasi β-adrenergik  yang  diinduksi  oleh stres

                   meningkatkan pemecahan lemak (lipolisis).

                         Produk  dari  lipolysis  ini  dapat  digunakan  untuk
                   glukoneogenesis  atau  langsung  digunakan  oleh  sel  untuk

                   menghasilkan ATP.  Sama  halnya,  respon  terhadap  stres

                   adalah katabolisme protein di otot skeletal, melepaskan
                   asam  keto  yang  dapat  digunakan  untuk  produksi  ATP

                   atau  untuk  glukoneogenesis.  Glukosa  eksogen  yang
                   diberikan pada pasien cedera atau sepsis memiliki efek

                   yang  minimal  terhadap  glukoneogenesis  dan  lipolisis.

                   Sebaliknya,  pemberian  glukosa  pada  orang  yang  lapar
                   menurunkan glukoneogenesis dan lipolysis.




                                                          Metabolisme |79
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93