Page 168 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 168

Bab 8 Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun                       149


              Molekul MHC kelas I menyajikan peptida endogen (intraseluler), sedangkan
              molekul kelas II pada APC menyajikan peptida eksogen (ekstraseluler) ke sel
              T. Protein MHC menampilkan fragment antigen (peptida) ketika sel terinfeksi
              patogen  intraseluler,  seperti  virus,  atau  telah  memfagosit  protein  atau
              organisme asing.

              Sel  T  diaktifkan  ketika  mereka  bertemu  dengan  APC  yang  telah  mencerna
              antigen dan menampilkan fragmen antigen (peptida) yang benar dan terikat
              pada molekul MHC-nya. Peluang sel T yang tepat untuk berhubungan dengan
              APC yang membawa kompleks peptida MHC yang sesuai ditingkatkan oleh
              sirkulasi sel T ke seluruh tubuh (melalui sistem limfatik dan aliran darah) dan
              akumulasi nya (bersama dengan APC) di kelenjar getah bening/ nodus limfe.
              Kompleks  antigen  MHC  akan  mengaktifkan  TCR  dan  sel  T  akan
              mengeluarkan  sitokin  yang  selanjutnya  mengontrol  respon  imun.  Proses
              presentasi  antigen  ini  kemudian  merangsang  sel  T  untuk  berdiferensiasi
              menjadi sel T sitotoksik (sel CD8+) atau sel T-helper (Th) (sel CD4+).
              Sel  CD8+  nantinya  akan  banyak  terlibat  dalam  penghancuran  sel  yang
              terinfeksi  oleh  agen  asing,  seperti  virus,  dan  pembunuhan  sel  tumor  yang
              mengekspresikan antigen yang sesuai. Sel CD8+ diaktifkan oleh interaksi TCR
              dengan peptida yang terikat pada molekul MHC kelas I. Ekspansi klon sel
              CD8+ menghasilkan zat yang dapat menginduksi apoptosis pada sel target.

              Setelah infeksi sembuh, sebagian besar sel CD8+ mati dan dibersihkan oleh
              fagosit. Namun, beberapa sel CD8+ tetap dipertahankan sebagai sel memori
              yang  dapat  dengan  cepat  berdiferensiasi  menjadi  sel  CD8+  aktif  pada
              pertemuan berikutnya dengan antigen yang sama.

              Sel T helper atau sel CD4+ memainkan peran penting dalam membangun dan
              memaksimalkan respons imun. Sel-sel ini tidak memiliki aktivitas sitotoksik
              atau fagositosis, dan tidak dapat secara langsung membunuh sel yang terinfeksi
              atau membersihkan patogen.
              Namun,  mereka  "memediasi"  respons  imun  dengan  mengarahkan  sel  lain
              untuk  melakukan  tugas-tugasnya  dan  mengatur  jenis  respons  imun  yang
              berkembang. Sel CD4+ diaktifkan melalui pengenalan TCR terhadap antigen
              yang  terikat  pada  molekul  MHC  kelas  II.  Setelah  diaktifkan,  sel  CD4+
              melepaskan  sitokin  yang  memengaruhi  aktivitas  banyak  jenis  sel,  termasuk
              APC yang mengaktifkannya.
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173