Page 166 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 166

Bab 8 Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun                       147


              jaringan ikat di sekitar pembuluh darah atau di permukaan mukosa. Basofil
              sering  ditemukan  berada  dalam  sirkulasi.  Eosinofil  adalah  granulosit  yang
              memiliki  sifat  fagositik  dan  berperan  penting  dalam  berperan  dalam
              penghancuran parasit yang seringkali terlalu besar untuk difagositosis. Seiring
              dengan  sel  mast  dan  basofil,  eosinofil  juga  berperan  dalam  mengontrol
              mekanisme yang terkait dengan alergi dan asma.
              Sel Natural Killer (NK) memainkan peran utama dalam penolakan tumor dan
              penghancuran sel yang terinfeksi oleh virus. Penghancuran sel yang terinfeksi
              dicapai melalui pelepasan perforin dan granzim (protein yang menyebabkan
              lisis  sel  target)  dari  granula  sel  NK  yang  akan  menginduksi  apoptosis
              (kematian  sel  terprogram)  pada  sel  target.  Sel  NK  juga  merupakan  sumber
              penting  dari  sitokin  lain  (interferon-gamma  (IFN-γ))  yang  membantu
              memobilisasi APC dan mendorong pengembangan kekebalan antivirus yang
              efektif.

              Sel  limfoid  bawaan  (Innate  Lymphoid  Cell)  lebih  berperan  sebagai  sel
              pengatur. Dengan menyesuaikan pada jenisnya (ILC-1, ILC-2, ILC-3), mereka
              secara  selektif  menghasilkan  sitokin  seperti  IL-4,  IFN-γ  dan  IL-17  yang
              membantu mengarahkan respon imun yang tepat untuk patogen spesifik dan
              berkontribusi  regulasi  imun  di  jaringan  tersebut  (Marshall,  Warrington,
              Watson, & Kim, 2018; Nigam & Knight, Anatomy and physiology of ageing
              9: the immune system, 2017)

              8.3.2 Sistem Imun Adaptif (Adaptive Immune System)

              Sistem imun adaptif sangat penting pada saat sistem imun bawaan tidak efektif
              dalam menghilangkan agen infeksi atau kuman patogen. Fungsi utama dari
              sistem  imun  adaptif  adalah  untuk  pengenalan  antigen  “non-self”  dan  “sel”
              spesifik, pembentukan jalur efektor imunologik yang mengeliminasi patogen
              spesifik atau sel yang terinfeksi patogen, pengembangan memori imunologis
              yang dapat dengan cepat menghilangkan patogen tertentu jika terjadi infeksi
              berikutnya.
              Respons  imun  adaptif  adalah  dasar  untuk  imunisasi  yang  efektif  terhadap
              penyakit menular. Sel-sel sistem imun adaptif meliputi: sel limfosit T spesifik
              antigen, yang diaktifkan untuk berproliferasi melalui aksi APC, dan sel B yang
              berdiferensiasi menjadi sel plasma untuk menghasilkan antibodi.
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171