Page 253 - FullBook Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
P. 253
234 Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada
menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui lubang hidung
selanjutnya melalui saluran pernafasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-
paru, sehingga paru-paru mengembang. Setelah melewati rongga hidung,
udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-faring) lalu kebawah untuk
selanjutnya masuk ke kerongkongan (laring). Udara masuk ke trakea dan
diteruskan ke bronkus.
Saluran bronkus terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya
berhubungan di alveolus di paru-paru. Udara yang diserap memalui alveoli
akan masuk kedalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis.
Gas oksigen diambil oleh darah dan dialirkan ke serambi kiri jantung dan
seterusnya. Udara yang mengandung karbon dioksida akan dikeluarkan
melalui hidung kembali. Pengeluaran napas ini disebabkan karena
melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan
berkontraksinya otot perut.
Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang rusuk turun ke bawah dan
bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan
dalam rongga dada naik sehingga udara di dalam pau-paru keluar melalui
saluran pernapasan (Syaifuddin, 2006; Setiadi, 2016).
13.5 Pengaturan dan Pengendalian
Pernafasan
Mekanisme pernafasan dikendalikan dan diatur oleh saraf dan kimiawi.
Syaraf
Bernafas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur,
berirama, dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi
pada otot-otot pernapasan. Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan
yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata).
Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat, atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh korteks
serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam
darah dan kekurangan dalam darah. Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma

