Page 125 - Hemostasis Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM) by Adang Durachim, S.Pd,, M.Kes. Dewi Astuti, S.Si., M.Biomed. (z-lib.org) (1)
P. 125

Topik 2

                              Kelainan Hemostasis Sekunder




               A.  VON WILLEBRAND’S FACTOR (VWF)
                     Penyakit  von  Willebrand  bisa  merupakan  kelainan  didapat  ataupun  keturunan  yang

                     diturunkan  secara  autosomal.  Kelainan  pada  penyakit  von  Willebrand  berhubungan
                     dengan kurangnya gen vWF pada kromosom 12 dan ditandai dengan fungsi trombosit
                     yang tidak normal serta masa perdarahan yang memanjang.
                     vWF  merupakan  glikoprotein  yang  disintesis  oleh  sel  endothelial  dan  megakariosit.

                     Sekitar 15% vWF yang bersirkulasi diproduksi oleh megakarosit. VWF pada trombosit
                     disimpan  dalam  granula  alpha  dan  dikeluarkan  ketika  terdapat  agonis  sehingga
                     berikatan dengan komplek GP IIb/IIIa.  vWF mempunyai dua fungsi dalam hemostasis,
                     yaitu  mengaktivasi  adhesi  trombosit  pada  permukaan  yang  bersifat  trombogenik,

                     seperti adhesi trombost pada pemukaan sel  subendothelial  ketika terjadi kerusakan
                     vaskuler  atau  adhesi  antar  trombosit pada  pembentukkan  thrombus  serta  berfungsi
                     sebagai carrier F VIII. Patogenitas penyakit vWF berdasarkan pada kelainan vWF secara
                     kuantitatif, kualitatif ataupun keduanya. Ketika terjadi kelainan pada vWF, maka masa

                     hidup F VIII akan berkurang apabila tidak terdapat vWF dikarenakan reaksi degradasi.
                     Penyakit vWF terbagi atas penyakit vWF keturunan, didapat dan pseudo-vWF.

               B.  HEMOPHILIA A

                     Hemophilia A disebut Hemofilia Klasik. Hemophilia A merupakan penyakit keturunan X-
                     linked resesif dimana terdapat kekurangan jumlah atau aktifitas factor VIII. Faktor VIII
                     merupakan kofaktor dari factor IX untuk mengaktivasi factor X pada proses koagulasi.
                     Berkurangnya  jumlah  atau  fungsi  faktor  VIII  dapat  menyebabkan  perdarahan

                     dikarenakan  proses  koagulasi  yang  tidak  adekuat  serta  proses  fibrinolisis  yang  tidak
                     berjalan dengan baik. Hemophilia merupakan penyakit sex-linked resesif, dimana gen
                     untuk factor VIII terdapat pada lengn panjang dari kromosom X. Hemophilia tidak akan
                     diturunkan  ketika  masih  terdapat  kromosom  X  yang  normal.  Hemophilia  A

                     berkarakteristik perdarahan berlebihan sebagian besar bagian tubuh. Hematoma dan
                     Hemarthroses dapat terjadi pada penyakit ini. Gejala klinis dapat berupa perdarahan
                     spontan yang berulang dalam sendi, otot, maupun anggota tubuh yang lain. Hal ini dapat
                     berakibat  kecacatan  pada  sendi  dan  otot,  bahkan  perdarahan  berlanjut  dapat

                     menyebabkan  kematian  pada  usia  dini.  Apabila  terjadilukasobek  di  permukaankulit,
                     darah akan terlihat mengalir keluar perlahan kemudian pasti menjadi kumpulan darah
                     yang  lembek.  Tetapi  bila  lukanya  di  bawah  kulit,  akan  terjadi  memar  atau  lebam


            118                                                                              Hemostatis
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130