Page 46 - 55. Baru ok (Repaired)1 - mumu didi.doc
P. 46

perubahan kode DNA yang memicu adanya suatu perubahan fenotip. Namun demikian mayoritas ilmuan
             sekarang percaya bahwa tidak semua mutasi menyebabkan suatu kelainan. Di sisi lain mutasi juga tidak
             terjadi pada bagian gen aktif di kromosom. Pada manusia 95% bagian kromosom adalah bagian bukan gen.
             sehingga kemungkinan kejadian mutasi yang tampak secara fenotip akan sangat sedikit. Meskipun mutasi
             terjadi pada bagian gen dan mutasi tersebut terletak pada bagian intron tentu tidak akan menimbulkan efek
             yang berarti.
                     Apabila mutasi terletak pada bagian exon (bagian yang akan ditranslasi) dan mutasi merupakan
             jenis mutasi diam (silent mutation) hal tersebut juga tidak mengubah konformasi protein hasil translasi.
             Penyabab mutasi dapat berasal dari faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor
             lingkungan seperti adanya radiasi, paparan bahan kimia atau perlakuan fisik tertentu. Sedangkan penyebab
             internal adalah kesalahan dari replikasi DNA. Sehingga berdasarkan uraian diatas pengertian mutasi
             sepertinya hanya cukup dideskripsikan sebagai “perubahan nukleotida pada materi genetik”.
                     Mutasi ini terjadi karena perubahan struktur DNA akan tetapi tidak memicu adanya perubahan
             pada asam amino yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan beberapa asam amino dikode oleh beberapa jenis
             kodon. Mutasi yang terjadi pada suatu individu dan tidak diwariskan kepada keturunannya disebut dengan
             mutasi somatik (autosomal mutation) sedangkan mutasi yang terjadi pada pada sel sel reproduksi dan
             diwariskan kepada keturunannya disebut mutasi genosom (genosomal mutation). Mutasi dapat terjadi
             secara sederhana (nukleotida) sampai pada hilangnya kromosom (chromosomal aberration).




             6.3 SNP (Single Nucleotide Polimorfisme)


                     Secara sederhana pengertian Single Nucleotide Polimorfisme (SNP) adalah variasi yang terjadi pada
                 satu basa nukleotida (adenin, timin, sitosin, dan guanin). Sebagai contoh pada suatu potongan DNA
                 pada keadaan normal adalah guanine, akan tetapi ditemukan pada organisme lain ternyata adalah
                 timin. SNP terjadi 1/1000 nukleotida yang artinya setiap 100 bp maka kemungkinan terjadi SNP adalah
                 satu buah. Dengan demikian maka SNP yang ada pada manusia adalah 2 sampai 5 juta pada genom
                 manusia. Meskipun jumlahnya banyak SNP seringkali ditemukan diantara gen-gen sehingga jarang
                 terekspresi.
                     SNP    seringkali                                       digunakan untuk melacak sebuah
                 penyakit        atau                                        kelainan. Seringkali juga SNP tidak
                 bersinggungan                                               dengan   sebuah   kelainan.  Bukti
                 lainnya   menjukkan                                         adanya  keterkaitan SNP dengan
                 penyakit    penyakit                                        yang kompleks seperti diabetes,
                 serangan    jantung,                                        atau kanker. Contoh SNP yang
                 terkenal yang dapat                                          menjadi kajian pertama kali adalah
                 kejadian         sel                                         hemoglobin dengan bentuk sel
                 sabit.      Setelah                                          penelitian   menujukkan     gen
                 B-globin terdiri dari                                        146 asam amino. Dan pada suatu
                 individu    terdapat                                        kelainan DNA dengan keaadaan
                 Adenin berpasangan                                          dengan Timin, namun pada kasus ini
                 ditemukan      Timin                                        bertemu dengan Adenin.
                     Keadaan       ini                                       semula memiliki prevalensi yang
                 cukup sedikit. Namun                                        karena berkembang terus menerus
                 akibat       adanya                                         pernikahan internal (dalam satu
                 suku) maka prevalensi                                       semakin meningkat. Meningkatnya
                 kejadian    tersebut                                        dikarenakan pemahaman mengenai
                 pewarisan     belum                                         sepenuhnya dipahami. Secara sekilas



             Biologi Molekular “Aplikasi Di Dunia Kesehatan”.
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51