Page 50 - 55. Baru ok (Repaired)1 - mumu didi.doc
P. 50

menggunakan fenol. Biasanya digunakan detergen Cetyl Teimethyl ammonium Bromida (CTAB) yang
             membentuk kompleks taklarut dengan asam nukleat.
                     DNA kemudian diekstraksi atau dipisahkan dari komponen penyusun sel lainnya dengan
             penambahkan bahan-bahan lainnya yaitu fenol, kloroform dan atau isoamil alkohol yang akan mengikat
             kompleks protein dan lipid, sehingga memeisah dengan DNA. DNA hasil ekstraksi dalam keadaan aqueous
             compound lalu dipresipitasi dengan etanol yang akan mengendapkan asam nukleat rantai panjang saja.

             7.2 Perkembangan Isolasi DNA

                     Metode isolasi DNA berkembang dari waktu ke waktu. DNA pertama kali berhasil di isolasi oleh Ahli
             fisikawan dari Swiss, Friedrich Miescher (1869). Dia berharap dapat menemukan suatu materi dasar
             pengatur kehidupan. Untuk pertama kalinya ia mencoba dari sampel limpa akan tetapi kontaminannya
             sangat tinggi dan jumlah DNA nya terlalu sedikit. Kemudian dia beralih menggunakan lymphosit yang ia
             dapat dari sampel pus bekas pembedaan. Pada dasarnya Miescher fokus pada beberapa protein yang
             menjadi mayoritas komponen penyusun sel lymphosit. Akan tetapi ada yang memisah ketika diberi asam
             dan dipisahkan menggunakan alkali. Dari sinilah untuk pertama kalinya DNA dimurnikan. Dari sini dia
             mengembangkan lagi protokol yang mampu menghasilkan lebih banyak DNA yang ia sebut sebagai nuclein
             yang kemudian nama tersebut diganti menjadi nucleic acid oleh anak didikannya sendiri (Richard Altman).
                     Sedangkan protein sebagai molekul kajian biologi molekular pertama kali di isolasi pada tahun 1893
             oleh Gerhardus Johannes Mulder seorang ilmuan kimia dari belanda. Studinya fokus pada pemeriksaan
             molekul molekul pada beberapa jaringan. Ia juga yang berhasil merumuskan katagori katagori protein yang
             masuk kedalam makromolekul dan micromolekul. Pada awalnya kajian mengenai protein ini hanya fokus
             pada protein protein yang memiliki jumlah yang cukup besar pada suatu jaringan. Protein-protein dengan
             jumlah yang sangat sedikit lebih susah untuk dipurifikasi. Namun seiring dengan perkembangan teknologi
             pada saat ini pemurnian protein dalam jumlah yang relative sedikit pun mampu untuk dilakukan.
                     Dimulai saat Human Genom Projeck berlangsung akibat dibutuhkannya suatu metode yang lebih
             cepat, efektif, dan efisien. Berbagai perusahaan menawarkan produk untuk membantu. Pada saat ini mulai
             dari metode colloum, resin bahkan ada suatu jenis PCR secara langsung yang tidak membutuhkan isolasi
             (untuk jenis sampel sampel khusus).
                     Pada dasarnya kesuksesan dalam isolasi DNA dibutuhkan empat tahapan penting yaitu; (1)
             penghancuran sel secara sempurna, (2) denaturasi nucleoprotein compleks secara sempurna, nucleases
             tidak berfungsi (RNAse tidak aktif ketika isolasi RNA atau DNAse tidak aktif ketika isolasi RNA) (3) dan
             Nucleic Acid terbebas pada materi materi lain yaitu karbohidrat, protein, lemak dan lainnya (4). Selain
             kreteria diatas biasanya jumlah DNA juga di pertimbangkan, kosentrasi menentukan kesuksesan analisis
             molekular berikutnya.
                     Metode konvensional dalam isolasi DNA berlahan telah ditinggalkan. Metode tersebut banyak
             mengalami metode sesuai dengan bahan yang dijadikan sampel. Metode konventional sendiri juga dikenal
             banyak macam seperti metode ekstraksi Guanidinium Thiocyanate-Phenol-Chloroform, metode ekstraksi alkaline,
             metode ekstraksi CTAB, metode ekstraksi gradiasi Ethidium Bromide (EtBr)-Cesium Chloride (CsCl), Pemurnian Poly (A)
             + RNA dengan menggunakan Oligp(dT)-Cellulose Chromatography. Metode saat ini yang sering digunakan adalah
             column-based protocol dan solution-based protocol yang biasanya disediakan oleh pabrikan. Masing masing memiliki
             keunggulan dan kelemahan. column-based protocol menghasilkan DNA yang murni tidak ada campuran kontaminant
             akan tetapi membutuhkan waktu yang lama didalam mengisolasi. Selain itu membutuhkan sentrifugasi berulangkali
             dan memutuhkan ketelitian yang tinggi karena melibatkan banyak reagen. solution-based protocol megmbutuhkan
             waktu yang relative lebih singkat dan menghasilkan DNA yang kemurniannya tidak setabil karena masih bercampur
             dengan beberapa komponen lain.


             7.3  Latihan Soal

                 1. Jelaskan Prinsip dasar Isolasi DNA!



             Biologi Molekular “Aplikasi Di Dunia Kesehatan”.
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55