Page 86 - Metodologi-Penelitian-dan-Statistik-SC
P. 86

  Metodologi Penelitian dan Statistik 




                           sampel dimasing masing tingkat pendidikan harus mengacu secara proposional
                           tergantung dari jumlah keseluruhan masing masing tingkat pendidikan yang ada.
                     4.    Di dalam masing-masing strata unit sampel diambil secara acak
                           Kelebihan pengambilan sampel secara strata ini adalah semua ciri yang heterogen
                           di  dalam  populasi  dapat  terwakili  dan  memungkinkan  mencari  hubungan  atar
                           strata atau membandingkannya.

               d.    Klaster (Cluster Sampling)
                     Di  dalam  praktik  kadang-kadang  kerangka  sampel  juga  sulit  diperoleh  sehingga
                     seharusnya peneliti membuatnya sebelum turun mengumpulkan data. Hal ini mungkin
                     mudah dikerjakan, tetapi sering kali sulit/ tidak mungkin dilakukan, atau kalau dilakukan
                     akan membutuhkan waktu serta biaya yang cukup banyak.
                     Populasi dibagi kedalam gugus/ kelas yang diasumsiakan di dalam setiap kelas/gugus
                     sudah terdapat semua sifat/ variasi yang akan diteliti. Selanjutnya kelas akan diacak dan
                     unit  sampel  akan  diambil  dari  kelas  yang  sudah  tertarik.  Syarat-syarat  untuk
                     pengambilan sampel ini adalah :
                     1.    Di dalam kelas sehomogen mungkin
                     2.    Antar kelas seheterogen mungkin
                     3.    Disebut juga area sampling

               e.    Sampel Bertingkat/ Bertahap (Multistage Sampling)
                     Pengambilan  sampel  bertingkat  dialakukan  kalau  secara  geografis  populasi  sangat
                     menyebar dan meliputi area yang sangat luas. Misalnya, kita akan meneliti puskesmas
                     di Indonesia yang terdiri dari 27 provinsi. Tahap pertama diacak dulu 5 provinsi (tahap I)
                     dari 27 provinsi itu, selanjutnya di masing-masing provinsi diacak lagi kabupaten mana
                     yang akan ditarik sebagai sampel (tahap II). Setelah kabupaten ditarik, tahap II diacak
                     lagi puskesmas mana yang akan menjadi sampel penelitian itu.

               B.   SAMPLING SECARA TIDAK ACAK (NON POBALITY SAMPLING)

                     Berbeda dengan Sampling secara acak, pada metode pengambilan secara tidak acak,
               tidak semua unsur didalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik sebagai
               sampel. Pengambilan sampel secara tidak acak ini dapat dilakukan jika karakteristik yang ada
               dipolusai tidak memadai, misalnya jika disuatu daerah kasus kejadian penderita HIV sangat
               jarang, maka untuk penelitian sebaiknya seluruh penderita HIV yang ada digunakan sebagai
               sampel tanpa melakukan pengacakan. Terdapat banyak cara pengambilan sampel secara tidak
               acak, tetapi yang akan dijelaskan disini hanya purposive sampling¸incidental sampling dan
               quota sampling.
                     Berikut  ini  penjelasan  lebih  lanjut  tentang  penarikan  sampel  secara  tidak  acak  (non
               probability sampling).






                                                           79
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91