Page 18 - Tafsir Al-Azhar SURAH AL-MUZAMMIL
P. 18
-3
7716 Tafsir Al-Azhar (Juzu' 29)
"Tidaklah ada sembahyang, bagi orang yang tidak membaca Fatihatil
Ktab," yang dirawikan oleh Bukhari dan Muslim, maka Ulama-ulama menyata-
kan pendapat bahwa yang termudah dari al-Quran itu ialah al-Fatihah. Tetapi
Ulama-ulama dalam Mazhab Hanafi ada yang berpendapat bahwa meskipun
bukan Fatihah yang dibaca, asal saja ayat al-Quran, walau satu ayat, sembah-
yangnya sah juga.
Selanjutnya sabda Tuhan; "Dan dirikanlah sembahyang dan benkanlah
zakat." Perintah mengerjakan sembahyang di dalam ayat ini menyebabkan jadi
jelas bahwa di samping sembahyang malam dengan perintah yang khas ini,
Rasulullah s.a.w. sebelum Mi'raj telah mendapat juga perintah melakukan
sembahyang yang lain, meskipun belum diatur lima waktu. Perintah memberi-
kan zakat pun telah ada sejak dari Makkah, meskipun mengatur nishab zakat
baru diatur setelah hijrah ke Madinah. Maka orang-orang yang beriman di masa
Makkah dengan bimbingan Nabi sendiri telah sembahyang dan telah berzakat.
"Dan beri pinjamlah Allah, pinjaman yang boik." Yaitu mengeluarkan harta-
benda untuk menegakkan kebajikan, untuk berjuang menegakkan jalan Allah,
untuk menegakkan agama, dipilih dari harta yang halal, membantu yang patut
dibantu, kikis dari diri penyakit bakhil yang sangat berbahaya itu. Tuhan di sini
memilih kata-kata "pinjam", artinya; "Bayarkanlah terlebih dahulu rezeki yang
diberikan Allah yang ada dalam tanganmu itu, Allah berjanji akan mengganti-
nya kelak berlipat-ganda. Orang yang pemurah tidaklah akan berkekurangan."
- "Dan apa jua pun yang kamu dahulukan untuk dirimu dan kebaiikan. " Dalam
susunan bahasa kita tiap hari; "Apa pun kebajikan yang kamu dahulukan untuk
kepentingan dan kebahagiaan dirimu; "Akan kamu perdapat dio di sisi Allah."
Artinya tidak ada satu kebajikan pun yang telah diamalkan, baik berderma, ber-
waqaf, bershadaqah, menolong dan berjuang menegakkan kebenaran, ber-
jihad, tidak ada yang luput dari catatan Allah. 'Dio adalah baik dan sebesar-
besar ganjaran." Asal semuanya itu dikerjakan dengan ikhlas karena Allah,
ganjarannya di sisi Tuhan pun sangat baik. Perhatikanlah isi dari sabda Tuhan
itu; *Apa pun yang kamu dahulukan dari kebajikan." Sebab segala amalan
kebajikan yang kita lakukan sementara hidup ini samalah artinya dengan me-
ngirimkannya lebih dahulu ke hadhrat Allah sebagai simpanan kekayaan yang
kelak pasti kita dapati dalam perhitungan di akhirat. Mana yang telah kita
belanjakan terlebih dahulu itulah yang terang buat kita. Yang lain belum tentu
buat kita.
Tiga Hadis yang sama artinya, satu dirawikan oleh Bukhari, satu lagi oleh
an-Nasa'i dan satu lagi dari Abu Ya'la, tetapi ketiga Hadis itu melalui al-A'masy
dari lbrahim dan Harits bin Suwaid, bahwa Rasulullah s.a.w. pernah bertanya;
"Siapakah di antara kamu yang lebih suka kepada hartanya sendiri daripada
harta yang dipunyai oleh warisnya?"
Sahabat-sahabat Rasulullah yang hadir mendengar pertanyaan itu men-
jawab; "Tidak ada di antara kami seorang pun yang lebih menyukai harta
kepunyaan warisnya dari mencintai hartanya sendiri!" Rasulullah berkata lagi;
"Fikirkan benarlah apa yang kamu katakan itu!" Mereka menjawab; "Tidak ada

