Page 195 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 195
181
manifestasinya dalam kegiatan yang dilakukan secara rutin. Kepemimpinan
yang bersifat situasional sangat memerlukan ketajaman penalaran yang
harus didasari oleh intelegensi (faktor keturunan) yang memadai dan bakat-
bakat penunjang lainnya di bidang kepemimpinan.
Pemimpin harus mampu menghargai kelebihan setiap orang dan
dapat memanfaatkannya secara maksimal. Sebaliknya juga harus
memahami kekurangan, kelemahan, dan keterbatasannya. Dengan kata
lain, setiap orang harus diperlakukan sebagai subjek dengan selalu berusaha
menghargai dan menyalurkan pikiran, pendapat, saran, inisiatif, kreativitas,
dan bahkan keinginan dan tujuan kelompok. Sebaliknya, pemimpin juga
tidak memaksakan kehendaknya, apabila tidak diterima oieh anggota
52
kelompok pada umumnya.
D. Tugas Dan Peran Pemimpin
Setelah memahami hakikat dalam hal ini arti kepemimpinan
selanjutnya kita mencoba melihat tugas dan peran pemimpin. Menurut
53
James A.F Stoner, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1) Pemimpin bekerja dengan orang lain.
2) Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang
lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain
dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
3) Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
(akuntabilitas).
4) Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome
yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya
tanpa kegagalan.
5) Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas.
6) Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
52 Nawawi, H adari dan M. Martini Hadari. Kepemimpinan yang Efektif. (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press,2006), 21.
53 Stoner, J. A. F. and Charles Wankel. Management. 3 d, Prentice Hall International Inc.
London, 1986).

