Page 220 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 220
206
inisiatif pemerintah untuk menata ulang arah kebijakan pendidikannya
mulai dari paradigma, kurikulum, assessment/uji kompetensi hingga sistem
rekrutmen serta metode pengembangan profesionalitas guru di pendidikan
dasar ataupun pendidikan tinggi. Pada dasarnya kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah belum mampu menjawab kebutuhan Pendidikan untuk masa
depan. Disrupsi membawa dampak yang sangat berpengaruh bagi seorang
pendidik dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapakan memiliki
kemampuan dalam teknologi informasi sesuai kurikulum yang ada. Kinerja
seorang pendidik bukan semestinya hanya diukur pada uji kompetensi guru
yang lebih bersifat teoritis dan administratif, melainkan kemampuannya
untuk menghadirkan ekosistem pendidikan yang memanusiakan dan
memerdekakan sekaligus membarui isi kehidupannya.
Ekosistem tersebut akan membuat siswa bergairah dalam belajar serta
gigih dalam memenangkan pertarungan pada abad digital dan ekosistem itu
membutuhkan guru dengan mindset baru, kaya inovasi atau konten
pembelajaran, fleksibel, serta adaptif terhadap perubahan dunia yang sangat
cepat. Jika semua kualitas itu terpenuhi, tidak akan ada keraguan tentang
pentingnya guru pada era disrupsi ini.
Pola inovasi disruptif membantu menjawab bahkan memadukan
pembelajaran online ke dalam kategori pada level perguruan tinggi.
Pembelajaran online dimulai dalam aplikasi sederhana untuk melayani para
mahasiswa dalam keadaan di mana tidak ada alternatif untuk belajar.
Menyimak akan kenyataan ini, sesungguhnya, gangguan atau disruption
dalam pembelajaran umum (kelas tradisonal) selama ini telah
memengaruhi dan merubah wajah pembelajaran.
Disrupsi karena hadirnya tech 4.0 yang menghubungkan pembelajar
dengan pendidik fenomena ini dalam konteks pembelajaran dimana
seorang dosen harus leboh banyak menguasai teknologi informasi karena
masuk dalam sistem komputerisasi. Kemampuan seorang dosen dalam hal
ini, selayaknya dapat membaca kebutuhan daripada para mahasiswa dan
mampu memberikan pengajaran secara efektif dalm kondisi secara virtual.
Dalam konteks pembelajaran PAK kekinian, disertai dengan teknologi yang
ada dan memungkinkan pembelajaran daring namun dengan sentuhan yang
berbeda karena dibatasi oleh makna virtual. Arah pembelajaran sudah
saatnya mampu menciptakan pembelajaran lebih optimal. Kesadaran untuk

