Page 225 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 225

211



                     Kegagalan  incumbent  (petahana/perusahaan  terdahulu)  segera
                kelihatan, yaitu mereka tidak mampu mempertahankan pasarnya, bukan
                karena  tidak  melakukan  inovasi,  melainkan  karena  mereka  hanya  fokus
                pada  inovasi  untuk  menghasilkan  produk-produk  yang  lebih  baik  bagi
                konsumennya  dan  mengabaikan  disrupsi.  Mereka  melakukan  apa  yang
                disebut  Christensen  “sustaining  innovation”,  tapi  bukan  “disruptive
                innovation”.  Inovasi  disruptif  selalu  mulai  dari  observasi,  riset,  dan  ide.
                Kemudian  dilanjutkan  dengan  pengembangan  model  bisnis  secara  baru
                dengan bantuan teknologi informasi.


                C.  Hakikat Disrupsi
                     Disrupsi  membawa  perubahan  yang  signifikan  dalam  setiap  bidang
                yang ada. Perubahan ini menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dan
                mampu mengikuti perkembangan yang ada demi suatu kemajuan. Bila tidak
                mampu  mengikuti  arus  perkembangan  yang,  maka  akan  mengalami
                ketertinggalan  yang  jauh.  Dunia  Pendidikan  adalah  satu  organisasi  yang
                juga mengalami dampak disrupsi ini, dengan demikian, maka Pendidikan di
                era ini harus mengikuti perkembangan yang ada.
                     Dalam  perkembangannya,  istilah  disrupsi  menurut  Renald  Kasali

                menjelaskan  bawhwa  “istilah  “disruption”  mula-mula  muncul  dalam
                                                         80
                konteks bisnis, investasi dan keuangan.  Kemudian meluas hingga sampai
                dunia  Pendidikan.  Dalam  konteks  Indonesia  disrupsi  merujuk  pada
                gangguan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi
                peluang  bagi  pengembangan  pendidikan  tinggi.  Sehingga  seharusnya
                disrupsi  bila  dilihat  dalam  lingkup  Pendidikan  Agama  Kristen,  maka  ini
                adalah  suatu  peluang  dalam  tantangan  bukan  hambatan.  Artinya
                pendidikan  harus  lebih  berarti  untuk  meningkatkan  mutu  pembelajaran
                yang  ada,  melalui  perubahan  zaman  dalam  era  disrupsi.  Teknologi  yang
                semakin canggih, dan masuk dalam era disrupsi, maka digitalisasi dalam

                dunia  pendidikan  semakin  meningkat.  Pendidikan  Agama  Kristen  yang
                disingkat (PAK), terus berkembang maju dalam proses pembelajaran. Era
                disrupsi dalam pembelajaran PAK tidak hanya berfokus pada ruang kelas
                secara  offline,  akan  tetapi  secara  virtual  tidak  menghalangi  untuk  suatu


                80  Rhenald Kasali, Disruption: Tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi, Motivasi saja
                tidak cukup. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017), 139.
   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230