Page 222 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 222

208



                menjadi  wadah  pembentukan  bagi  para  “pembaru  wajah  kemanusiaan”,
                yang  memperlihatkan  signifikansi  dari  pendidikan  Kristen  sebagai  lokus
                dalam melahirkan dan mengasuh para mahasiswa sebagai agen perubahan
                yang mampu menerangi dan menggarami seluruh aspek kehidupan di dunia
                ini dengan menyuarakan suara pembaruan sosial secara utuh.
                     Lembaga  Pendidikan saat  ini  dirancang  lebih  dari  seabad  yang  lalu
                untuk  melakukan  kebalikan  dari  diferensiasi  dan  penyesuaian.  Mereka
                dirancang untuk menstandarkan cara mereka mengajar dan menguji. Yang
                menjadi landasan teoretisnya adalah dengan mengatakan bahwa siswa yang
                dikelompokkan berdasarkan tingkat kelas dan kemudian dikumpulkan di

                ruang kelas, guru dapat mengajar “mata pelajaran yang sama, dengan cara
                yang  sama,  dan  dalam  kecepatan  yang  sama”  -  proses  standar,  atau
                monolitik, sehingga sekolah dapat mendaftarkan jumlah siswa yang jauh
                lebih banyak. Fokusnya menjaring siswa sebanyak mungkin sesuai kapasitas
                sekolah  yang  tersedia.  Modelnya  sekolah  ini  disebut  dengan  model
                pabrikan. Konteks pengajaran Yesus sendiri nuansanya bukan pabrikan. Ia
                mengajar  pada  kawanan  orang  banyak,  tetapi  intinya  kepada  12  murid.
                Memang  ada  kelompok  70  murid  dan  120  murid  namun  Ia  tetap
                mempercayakan transmisi nilai kehidupan kepada 12 orang murid. Hal ini

                menggambarkan  bahwa  Kristus  meletakkan  dasar  yang  kuat  kepada
                pembentukan spiritualitas calon pemimpin gereja nantinya. Mereka akan
                ditempatkan  di  Yerusalem,  Yudea  dan  Samaria  hingga  ke  ujung  bumi.
                Pendekatannya  “personal  relationship.”  Ia  dapat  dikenali,  diamati,
                dirasakan bagaimana sesungguhnya Ia melayani, mengajar, menghadirkan
                tanda  mukjijat  hingga  pemberitaan  kematian  dan  kebangkitan-Nya.  Isu
                sentralnya Ia menggenapi apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama.
                     PAK  dan  Pendidik  PAK  dimungkinkan  melakukan  hal  yang  sama
                dengan  Guru  Agung  Yesus  Kristus.  Dengan  hadirnya  teknologi
                pembelajaran daring di dunia virtual, peserta didik dapat diasistensi sama

                seperti  Yesus melakukannya  kepada  dua  belas  murid.  Kemampuan  Guru
                PAK  untuk  mengeksplorasi  dunia  dalam  (inner  world)  peserta  didik
                menjadi bahan yang potensial guna membimbing dan membentuk mereka
                dalam kebenaran. Di situ ada teguran, ada penguatan, ada koreksi hingga
                kepada  perbaikan  serta  penanaman  nilai-nilai.  Melalui  perbaikan  yang
                berguna, sesuatu yang tanpanya kita tidak dapat melakukan apa-apa, PAK
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227