Page 189 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 189

diterapkan kah dari Stoisisme?

                      Pemahaman bahwa "we are in this together". Kita sebenarnya sama.

                      Ngapain sih kita berantem hanya karena beda politik. Kita semua
                      kebakaran jenggot, karena gue merasa gue Jawa, lo Batak. Atau gue
                      Muslim lo Kristen. Ada ilusi perbedaan di situ. Padahal kita semua
                      datang dari sumberyang sama. Kita melupakan sifat universal kita.

                      Media sosialjuga bikin pusing lagi. Misalnya jaman Pilpres dulu. Ada

                      seleb-seleb yang mengusung berita-berita positif Prabowo dan begitu
                      juga dengan Jokowi. Kalo kita (empati) dengan sudut pandang
                      mereka, ya makes sense juga sih. We are not as good as we thought,
                      and they are not as bad as we thought. Jadi, tergantung perspektif
                      masing-masing. Understand each other version of the story, dan
                      menerima bahwa orang yang berbeda memiliki realita yang berbeda.




                      (Twitter: (dsalsabeela. Instagram: fdsalsabeela)




                      Intisari wawancara dengan Llia:


                      •    Santai saja, jangan memusingkan hal-hal yang tidak perlu.
                      •    Jangan biarkan media sosial dan penghuninya mengambil terlalu

                           banyak perhatian kita.
                      •    Stoisisme sangat relevan bagi entrepreneur/pengusaha dalam
                           menyikapi kegagalan dan penolakan.

                      •    Jangan biarkan politik dan ilusi perbedaan memecah belah kita.
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194