Page 239 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 239

E     \san baru berusia 11 tahun. Dia dikenal guru-gurunya sebagai


                           anak yang senang menolong, terutama kepada teman-

                           temannya yang tertinggal dalam pelajaran. Dia tidak pernah
                     menolak saat diminta tolong membantu mengerjakan tugas. Hari
                     Minggu, 13 Mei 2018, dia bersama adiknya Nathan yang baru
                     berusia 8 tahun berjalan bergandengan menuju Gereja Santa Maria
                     Tak Bercela, Surabaya. Di sisi lain gereja, dua orang kakak beradik
                     juga memasuki kompleks gereja, Firman, 15 tahun, dan Yusuf, 17
                     tahun. Firman dan Yusuf meledakkan diri, Evan dan Nathan pun

                     terhempas. Keduanya sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawa
                     mereka tak tertolong. Evan meninggal karena luka bakar,
                     pendarahan dalam, dan benturan. Adiknya Nathan sempat menjalani
                     operasi amputasi kaki, tetapi darah yang terlalu banyak hilang
                     akhirnya membuatnya menyusul kakaknya. Hari Minggu itu,

                     Indonesia terhenyak tak percaya akan aksi kekejaman yang harus
                     memakan korban orang-orang tak bersalah, termasuk anak-anak
                     kecil.




                     Salah satu aplikasi Stoisisme adalah bagaimana harus bersikap dan
                     bertindak di dalam kesusahan, musibah, dan bencana. Kamu sudah
                     belajar bagaimana segala sesuatu yang eksternal (di luar diri kita)
                     dianggap sebagai indifferent, tidak baik dan tidak buruk, karena tidak
                     bisa menentukan kualitas karakter kita. Tidak ada peristiwa hidup
                     yang bisa disebut "baik’’ atau "buruk", yang ada hanyalah interpretasi

                     kita. William Shakespeare, pujangga Inggris pernah menggemakan
                     halyang sama: “There is nothing either good or bad, but thinking
                     makes it so." (Tidak ada hal yang baik, atau buruk. Pikiran kitalah
                     yang menjadikannya 'baik’ atau ‘buruk’). Jika demikian, bagaimana
                     Stoisisme bisa membantu kita menghadapi kesulitan hidup yang
                     benar-benar sulit—bukan sekadar peristiwa sepele atau orang-orang

                     yang menyebalkan?

                     Karena interpretasi dan anggapan kita akan sebuah kejadian ada
                     sepenuhnya di tangan kita, maka kita juga sepenuhnya mampu
                     mereinterpretasi ulang episode hidup yang sulit. Filosofi Teras
                     mengajarkan untuk melihat kesulitan dan tantangan sebagai ujian. I
                     know, ini terdengar basi dan mengingatkan kita akan kata-kata Guru

                     BP. Akan tetapi, ini berhubungan dengan topik interpretasi di atas.










                                                              206
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244