Page 240 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 240

Saat tertimpa kesulitan dan bencana, interpretasi kita malah bisa
                     makin memperburuk kondisi kita. Misalnya, dengan terus- terusan

                     bertanya-tanya, “Salah apa saya sampai tertimpa ini?" Atau, "Saya
                     sudah berbuat baik, mengapa Tuhan tidak adil?”, "Saya tidak layak
                     menerima ini, harusnya orang lain/si Anu,” dan berbagai interpretasi
                     lain yang tidak mengubah situasi. Mungkin kita pun pernah
                     melakukan hal ini saat kesulitan menimpa. Namun, pikiran-pikiran ini
                     adalah irasional menurut Filosofi Teras, karena kita menghabiskan
                     energi untuk hal-hal yang di luar kendali kita. Saat

                     musibah/kesusahan telah terjadi, dia sudah berada di luar kendali
                     kita, sudah masuk masa lalu Ipast) atau masa sekarang Ipresent).
                     Dalam wawancara dengan Cania Citta, dia mengatakan bahwa lebih
                     baik waktu dan energi segera dipusatkan kepada solusi (yang masih
                     ada di masa depan), daripada mempertanyakan kenapa kita tertimpa

                     musibah (yang ada di masa lalu/masa sekarang).

                     Filosofi Teras mengajarkan kita untuk menginterpretasi peristiwa
                     negatif sebagai ujian, kesempatan untuk menjadi lebih baik. Seperti
                     di sekolah, ada ujian matematika, ujian sejarah, ujian biologi, dan
                     lain-lain, maka ujian dalam hidup ada banyak macam, menguji salah
                     satu karakter kita. Kualitas karakter/v'vrtue apa dari saya yang bisa
                     dikembangkan oleh peristiwa ini?

                            “Constant misfortune brings this one blessing: Those whom it

                           always assails, it eventually fortifies." - Seneca

                     "Kesusahan yang datang terus menerus membawa berkah ini:
                     mereka yang selalu tertimpanya, akhirnya akan diperkuat olehnya,"
                     ujar Seneca. Dalam bahasa modernnya, “What doesn't killyou only
                     makes you stronger", apa yang tidak membunuhmu hanya akan

                     memperkuat dirimu. Interpretasi pertama yang bisa ditanamkan
                     adalah, di balik musibah ini, ada kesempatan kita menjadi seseorang
                     yang lebih kuat. Jika kita membaca biografi orang-orang terkenal,
                     mereka pun mengalami banyak musibah, kesialan, kesusahan—dan
                     semua ini menjadikan mereka lebih kuat dalam mengejar cita-cita
                     dan perjuangan mereka.



















                                                              207
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245