Page 244 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 244

•    Permanence. Keyakinan bahwa akibat dari sebuah
                          musibah/kesulitan akan dirasakan terus-menerus.




                     Sebagai ilustrasi dari Pola 3P, bayangkan seseorang perempuan

                     yang baru patah hati berat, sampai nangis tujuh hari tujuh malam dan
                     menolak makan. Pola 3P bisa seperti ini:

                     •    Personalization: “Cowok gue selingkuh karena SALAH GUE.
                          Gue yang kurang dandan, gue yang kurang semok, gue yang
                          kurang merdu suaranya. Ini semua memang salah gue.
                          Cowok gue pasti akan setia sama gue kalo gue secantik Gal
                          Gadot."

                     •    Pervasiveness: “Hidup gue emang begini. Apes di percintaan,
                          jadi mahasiswi juga gak becus, jadi anak gak bener. Pokoknya
                          SEMUA hidup gue adalah kegagalan."

                     •    Permanence: “Gue akan patah hati SEUMUR HIDUP, yakin
                          gue/"




                     Perhatikan bahwa Pola 3P ini bukanlah fakta, tetapi murni konstruksi
                     di dalam kepala kita sendiri. Mari kita mulai dengan Personalization.

                     Kenyataannya, tidak semua masalah hidup disebabkan hanya oleh
                     kita sendiri. Memang ada yang sepenuhnya salah kita sendiri,
                     misalnya mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk dan
                     kemudian menabrak orang lain, tetapi banyak juga yang sebenarnya
                     di luar atau hanya sebagian di bawah kendali kita (jumpa lagi dengan
                     dikotomi/trikotomi kendali).


                     Di Pervasiveness, lagi-lagi kita memiliki perspektif yang keliru (baca:
                     lebay). Musibah/kegagalan di satu aspek hidup tidak otomatis berarti
                     kegagalan di aspek hidup yang lain. Gagal di studi bukan berarti kita
                     gagal menjadi anak yang baik. Gagal di percintaan bukan berarti kita
                     juga gagal sebagai profesional, dan seterusnya.

                     Yang terakhir, Permanence. Rasa sedih, galau, kecewa yang dialami

                     sekarang tidak otomatis masih akan dirasakan minggu depan, bulan
                     depan, atau tahun depan. Memang ada kasus- kasus
                     musibah/kesulitan yang menimbulkan luka psikologis yang lama
                     efeknya, tetapi sebagian besar akan terasa lebih ringan seiring
                     berjalannya waktu.


                     Di saat Stoisisme sekadar memberi tahu bahwa kita mampu dan
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249