Page 291 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 291

D       i suatu kesempatan beberapa tahun yang lalu, saya


                              mengunjungi kota Paris bersama istri. Ini adalah kunjungan

                              saya ke Prancis dan kota Paris yang pertama kalinya.
                      Berdasarkan apa yang saya baca, konon orang Prancis, apalagi
                      warga Paris, adalah orang-orang yang tidak ramah kepada
                      pengunjung. Ini membuat saya memiliki ‘prasangka’ saat berada di
                      sana.


                      Maka, betapa terkejutnya saya ketika mendapatkan pengalaman
                      yang sebaliknya. Suatu saat kami sedang berada di kawasan
                      Montmartre, mengunjungi katedral besar Sacre-Coeur. Ketika
                      sedang asyik memfoto-foto katedral tersebut dari kejauhan, kami
                      dihampiri seorang perempuan lokal pirang yang sangat cantik.
                      Dengan aksen Prancis berat dan bahasa Inggris yang terpatah-
                      patah, dia memperingatkan kami akan bahaya copet yang sering

                      mengincar turis yang sedang mengambil foto. Sesudah itu dia pamit
                      dengan senyuman amat manis (saya tidak bisa terlalu manis juga
                      karena ada istri di sisi).

                      Sesudah dia berlalu, saya membahas dengan istri betapa saya
                      merasa malu dengan prasangka saya. Ternyata, ada warga Paris
                      yang ramah, bahkan menolong pengunjung tanpa diminta. Kalau

                      saya balik situasinya, adakah warga kota tempat tinggal saya yang
                      akan suka rela berinisiatif memberi tahu pengunjung/turis asing tanpa
                      ditanya?

                             'Berlakulah seperti Socrates. Tidak pernah membalas
                             pertanyaan daerah asalnya dengan 'Saya orang Athena’, atau
                             'Saya dari Korintus’, tetapi selalu menjawab, ‘Saya adalah

                             warga dunia.’” - Epictetus (Enchiridion)




                      Apa yang terbayang oleh kita saat mendengar kata "kosmopolitan"?
                      Sebagian besar mungkin terpikir nama sebuah majalah. Sebagian
                      lain mungkin terbayang sebuah minuman cocktail manis yang identik
                      dengan peminum perempuan. Kita perlu mencari kamus untuk
                      menyadari bahwa makna cosmopolitan aslinya lebih dalam dari
                      sekadar majalah atau minuman.


                      Kosmopolitan diambil dari kata Yunani"kosmopolites", yang artinya
                      "warga dunia”. Hierocles—seorang filsuf Stoa yang hidup di zaman
                      yang sama dengan Marcus Aurelius— menjelaskan praktik untuk
                      memperlebar lingkup kasih sayang





                                                               258
   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296