Page 316 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 316

yang berbahagia ketika ia berprestasi dalam bidang yang
                   ditekuninya. Ada yang bahagia karena mencintai dan
                   dicintai oleh pasangannya. Ada yang berbahagia karena bisa
                   menolong orang yang kurang beruntung, dan banyak lagi.
                   Dengan begitu banyak versi kebahagiaan, rasanya sulit menciptakan
                   formula tunggal meraih kebahagiaan. Karenanya, kebahagiaan adalah
                   efek samping ketika seseorang memaknai hidupnya sendiri, dan meraih
                   makna itu. Mungkin sebuah contoh bisa membantu.


                   Bayangkan seorang ahli pedang di Jepang abad ke-12 yang
                   menghabiskan seumur hidupnya menempa besi menjadi pedang terbaik
                   untuk digunakan oleh samurai (pendekar di Jepang masa feodal). Bagi
                   orang lain, pekerjaannya rasanya tidak fun. Menghabiskan waktu di
                   tungku panas, bekerja dengan peluh keringat di bengkelnya. Jauh dari
                   suasana sejuk coworking space ber-AC, ditemani kopi ala Italia.


                   Akan tetapi, saat dia menyelesaikan sebuah pedang yang masterpiece,
                   yang kemudian membuat girang hati seorang samurai yang memilikinya,
                   maka kebahagiaan yang dia rasakan adalah efek samping dari
                   pencapaian itu, dan mungkin tidak bisa dimengerti orang lain dari profesi
                   yang berbeda. Sang ahli pedang tahu tujuan hidupnya (membuat pedang
                   terbaik), dan bahagia terasa ketika tujuannya terealisasi. Dia tidak

                   mengejar kebahagiaan itu sendiri, tetapi dalam usahanya mengejar
                   pedang yang sempurna, dia menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan
                   adalah efek samping.

                   Kita cukup melihat sekeliling kita untuk menemukan orang- orang yang
                   tampak bahagia secara real, walaupun menurut standar umum dunia
                   mungkin dia tidak berkelimpahan harta, tidak memiliki istri cantik/suami
                   ganteng, tidak memiliki popularitas berjuta follower di media sosial. Dia

                   mengetahui makna dan tujuan hidupnya, dan dia sedang merealisasi itu.

                   Apa hubungan ini semua dengan Stoisisme yang dianggap hanya
                   sebuah filsafat defensif yang tidak memberikan kebahagiaan? Menurut
                   saya, justru sebaliknya. Dengan tidak memfokuskan pada kebahagiaan,
                   tetapi memfokuskan pada kesalahan pola pikir dan persepsi yang jamak
                   dilakukan



















                                                              283
   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321