Page 319 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 319

Suatu hari, saya kebetulan harus melewati sebuah pekerjaan konstruksi
                   dan harus melalui para pekerja konstruksi dengan tubuh kekar, layaknya

                   yang diidam-idamkan para anggota gym. Sempat terpikir oleh saya,
                   susah payah saya menghabiskan waktu 2 jam, 3 kali seminggu di gym
                   hanya untuk bisa memiliki tubuh ideal. Namun, para pekerja konstruksi ini
                   memiliki tubuh ideal karena konsekuensi dari pekerjaan sehari-hari
                   mereka. Mereka tidak memerlukan keanggotaan gym, karena hidup
                   keseharian mereka sudah menjadi gym itu sendiri.


                   Begitulah dengan Filosofi Teras. Praktik dari Filosofi Teras tidak terjadi
                   dengan membaca buku ini, atau menghadiri ceramah-ceramah filosofi
                   bagaikan kita berlatih di gym. Stoisisme adalah sebuah laku hidup, cara
                   hidup, bagaikan para pekerja konstruksi setiap hari menggunakan
                   ototnya dalam seluruh aktivitas mereka. Para filsuf Stoa tidak pernah
                   tertarik dengan berapa buku filsafat yang telah kita telan, atau seberapa
                   fasih kita mengutip konsep-konsep berbahasa Yunani yang canggih,

                   tetapi mereka lebih tertarik melihat apakah perilaku hidup kita sehari-hari
                   sudah mencerminkan pemahaman kita.

                   Yang menarik, para filsuf Stoa tidak terlalu suka menyebut diri mereka
                   sebagai "seorang Stoa” [a Stoic). Bagi mereka, seorang "Stoa” adalah
                   seseorang yang sudah meraih kesempurnaan, mencapai level Sage
                   (Sang Bijak), yang sudah benar-benar tidak terganggu lagi dengan hal-
                   hal eksternal, dan sudah sempurna menggunakan rasionalitas. Sosok

                   Sang Bijak ini dianggap tidak akan pernah bisa tercapai oleh siapa pun,
                   walaupun sebagian filsuf menganggap Socrates sudah mampu
                   mencapainya.

                       Maka, mereka yang mempelajari dan mempraktikkan Stoisisme
                       dalam hidup mereka mendapat sebutan lain, yaitu prokopton (bahasa

                       Yunani). Prokopton sering diterjemahkan sebagai progressor, atau
                       dia yang "sedang berusaha menjadi lebih baik". Saya pikir, ini istilah
                       yang bagus, karena menggambarkan praktik Filosofi Teras sebagai
                       sebuah perjalanan terus- menerus untuk menjadi manusia yang lebih
                       baik, bukan sebuah kondisi instan.



                       Tiga Disiplin


                       Filosofi Teras mengenal tiga disiplin yang harus terus-menerus dilatih
                       oleh prokopton, dan ini bisa menjadi intisari dari way of life Stoisisme:


                       1.    Discipline of Desire. Disiplin keinginan. Kita semua harus bisa
                             mengendalikan keinginan, ambisi, dan nafsu kita. Dan ini bisa









          FILOSOFI TERAS                             286
   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324