Page 331 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 331

disesali, tetapi untuk belajar dari kesalahan kita dan menjadi
                                lebih baik lagi berikut kali sesuai semangat

                                prokopton/progressor.
                      3.   Melatih lapar (dan meraih kesehatan) dengan “puasa berkala”
                           /intermittent fasting). Puasa Berkala bukanlah ciptaan dari
                           Stoisisme, tetapi saya sertakan di sini karena selain bermanfaat

                           mengurangi berat badan berlebih dan meningkatkan
                           metabolisme, jenis puasa ini juga sesuai dengan anjuran
                           Musonius Rufus untuk melatih merasa lapar. Puasa berkala
                           sangat sederhana, yaitu dengan membagi hari menjadi 16 jam
                           puasa dan 8 jam waktu makan. Umumnya artikel yang ada

                           merekomendasikan periode puasa dimulai dari pukul 8 malam
                           dan selesai pukul 12 siang keesokan harinya untuk memudahkan
                           mengingat dan juga menjadikan waktu tidur sebagai bagian dari
                           periode puasa, sehingga tidak terlalu berat.



                           Selama periode puasa, kita boleh minum apa saja (air, teh, dan

                           kopi), yang penting tidak manis atau ditambahkan gula. Tujuan
                           dari metode ini adalah memaksa badan untuk membakar
                           cadangan lemak yang ada di dalam tubuh dan tidak
                           mengandalkan asupan makanan. Dengan puasa 16 jam tanpa
                           asupan kalori yang berarti, tubuh dipaksa membakar cadangan
                           lemak untuk bisa beraktivitas. Hal inilah yang bisa membantu
                           menurunkan berat badan, dan juga memberi manfaat kesehatan

                           umum.
                           Menggunakan metode ini, saya berhasil menurunkan berat
                           sebesar 5 kilogram dalam sebulan, hingga seterusnya turun lagi

                           sampai total berat badan yang turun menjadi 7 kilogram.
                           Awalnya, saya mengira dengan tidak makan pagi saya akan
                           lemas dan menjadi tidak mampu bekerja. Ternyata, hanya dalam
                           beberapa hari saja sejak memulai puasa berkala, badan saya
                           beradaptasi dan saya tetap bisa beraktivitas seperti biasa.



                           Manfaat yang lebih penting dari melakukan intermittent fasting ini
                           bagi saya bukanlah penurunan berat badan (walaupun hal ini
                           cukup menggembirakan juga), tetapi menyadari bahwa saya bisa

                           mengendalikan diri saat lapar. Dahulu, kalau lapar saya mulai
                           cemas, uring- uringan, mengomel, dan tidak bisa berkonsentrasi.
                           Saya jadi mengerti apa yang dikatakan Musonius Rufus bahwa
                           makanan adalah ujian terbesar bagi pengendalian diri. Sejak









          FILOSOFI TERAS                             298
   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336