Page 42 - AL BAYAN Edisi 23
P. 42
CERbung
D HUMAN TECHNOLOGY
Di tahun itu, hampir tidak ada manusia
yang bekerja secara langsung untuk mencari
nafkah, layaknya petani di sawah, supir,
Karya: Naswazzati dan Nailaafi (IMAD Akhwat)
tukang bangunan, atau pekerja pabrik. Itu
pekerjaan zaman purba. Pekerjaan seperti
itu sudah punah sejak setengah abad yang
lalu. Para manusia hanya perlu mengatur
sebuah mesin untuk mencari nafkah. Bahkan
tak perlu mengatur mesin, mereka cukup
mengeluarkan sedikit suara dan hap! Semua
pekerjaan selesai.
Itu tahun 2117, dimana berbagai
teknologi manusia ciptakan hingga tak bisa
dibayangkan oleh logika: robot yang tumbuh
mengikuti pemiliknya, atau gelang perak yang
mengendalikan semua kebutuhan. Dari mulai
memasak, membersihkan rumah, transaksi,
merubah suasana rumah, dll.
***
“Kay! Cepatlah! Kau harus menyelesaikan
tugasku!” seorang perempuan 17 tahun
terlihat asal mengikat dasinya. Lantas ia
berucap pada sebuah mesin “Buatkan aku
pastry coklat dengan cepat! Aku sudah
terlambat! ”
“Jam menunjukkan pukul 06.00, Nona
Leticia tidak akan ter-“
“Diam kau. Dasar kulkas tua!” balas Leticia
pada kulkasnya yang berbicara, 5 detik kulkas
itu tak berbicara lagi, Ia tersenyum puas. Itu
kulkas yang dibelikan neneknya tahun 2113,
sudah hampir 5 tahun. Wajar saja benda yang
bisa memasak otomatis itu sedikit cerewet.
Andai saja dia dibelikan kulkas keluaran
terbaru oleh neneknya, pasti yang ia minta
segera dibuat tanpa bicara. Bahkan selesai
lebih cepat daripada kulkas miliknya.
“Kay! Astaga…” Leticia mengeluh seraya
mengutak-atik gelang peraknya. Bahan
makanan di kulkasnya hampir habis, ia perlu
membelinya lagi.
“Sabarlah, Let. Kita tidak akan terlambat.”
Kayleon, robot yang didesign sedemikian
rupa menjadi manusia 18 tahun itu datang
menghampiri Leticia. “Menumpang bus cepat
tidak membuat kita terlambat, jadi santai saja.”
Leticia menggeleng, “Tidak bisa santai,
Kay.” Ia menggambil pastry kala kulkasnya
berkata pastry sudah siap. “Aku ingin berjalan
kaki saja, denganmu,” ujarnya dengan
cengiran lebar. “Kemari, kubetulkan dasimu,”
pinta Kayleon. Teknologi dalam tubuhnya
mendeteksi ketidak rapihan Leticia “Nah,
sudah.”
Leticia tersenyum hingga lubang
dipipinya terlihat, “Ayo”.
42 MAJALAH AL-BAYAN
EDISI 23

