Page 44 - AL BAYAN Edisi 23
P. 44

hasilnya, lindungi dirimu dan Kayleon. Akan   lega setelah 2 hingga 3 menit kemudian
         kuusahakan kekacauan ini berakhir sebelum   Kayleon menatapnya  seraya tersenyum.
         pukul 16.00”                           “Maaf membuatmu cemas, Let,” ucapnya
            “Kakek-“ klik! Hologram Kakek Leticia   sambil  tertawa  renyah.  “Virus  itu hampir
         menghilang. Leticia terdiam. Kepalanya   menginfeksiku.”  Virus? Kedua alis Leticia
         memikirkan berbagai kemungkinan terjadi.   mengerut.
         Lantas ia melirik gelang perak di pergelangan   Hologram 3D keluar dari gelang perak
         tangan kanannya. Hologram kecil muncul   Kayleon. Menampilkan kekacauan di pusat
         menunjukan pukul 07.00 itu berarti ia dan   kota pukul 06.40 tadi. Mulanya, semua baik-
         Kayleon harus melindungi diri selama 9 jam,   baik saja, sampai semua lampu lalu lintas
         atau tidak, mereka harus bertahan lebih lama   berubah merah  dan semua teknologi yang
         dari bahaya yang Leticia sendiri belum tahu.  ada di sekitar jalanan ramai itu meledak secara
            Dengan segera Leticia menarik tangan   serentak.  Tak hanya meledakkan bangunan
         Kayleon dan berlari melintasi lorong kelas.   melainkan seluruh manusia yang ada disana.
         Kemudian menaiki tangga transparan yang   Bahkan kaki palsu yang digunakan manusia
         terlihat ketika mengangkat kaki. Leticia   pun meledakkan pemiliknya.
         sampai  lupa  kalau  di  sekolahnya  ada  lift   Napas Leticia tercekat  “A-apa.. maksud
         yang bisa sampai di lantai berapapun dalam   semua ini?”
         1 kedipan mata. Sampai di rooftop sekolah,    “Singkat saja, Let. Ini virus yang diciptakan
         perempuan itu melepas tangan Kayleon.
                Hologram 3D keluar dari gelang perak Kayleon.
           Menampilkan kekacauan di pusat kota pukul 06.40 tadi.
            Mulanya, semua baik-baik saja, sampai semua lampu
           lalulintas berubah merah dan semua teknologi yang ada
             di sekitar jalanan ramai itu meledak secara serentak.



         Ia berusaha menormalkan napasnya yang   untuk  menginfeksi  seluruh  teknologi.
         tersenggal.                            Tujuanya?  Tentu saja untuk menghabisi
            “Ada apa, Let? sedari tadi aku bertanya,   manusia,” jelas Kayleon. Leticia meneguk
         tapi kau terus saja diam,” ujar Kayleon. Leticia   ludahnya susah payah.
         hanya melambai tangan, ia lantas mendorong   “Kau...  baik-baik  saja,  Kay?”    tanyanya.
         Kayleon  hingga  ke  ujung  rooftop “Hei!  Let!   Tangan  kanannya  melebarkan  salah  satu
         Ada apa?” Kayleon kebingungan. Ia tak bisa   mata Keyleon.
         membaca pikiran Leticia. Pikiran perempuan   Kayleon  tersenyum. “Berterimakasihlah
         itu kosong.  “Sstt! Diamlah! Sekarang kau   pada kakekmu yang selalu meng-upgrade
         gunakan teknologi mutakhirmu, pindai   ku.” Tangan  Kayleon  menggenggam  tangan
         seluruh kota!” Kayleon diam saja, lantas   Leticia, menyakinkannya bahwa ia baik-baik
         sedetik kemudian cahaya hijau transparan   saja. ”Ini bukan pandemik yang menular
         keluar dari kedua matanya. Awalnya hanya   setengah abad  silam,  Let,”  katanya  setelah
         sepanjang 1 meter, lama kelamaan menyebar   membaca pikiran Leticia melalui telapak
         hingga 1 kota. Leticia yang menyaksikan itu   tangan.”
         hanya diam, takzim memperhatikan robot di
         hadapannya dengan penuh harapan.          “Tapi akan sangat mengerikan saat seluruh
            “Bagaimana?” tanya Leticia setelah cahaya   teknologi serentak menyusuri sudut-sudut
         hijau itu menghilang.                  kota untuk menyerbu manusia, juga robot
                                                yang melindungi manusia itu.” Leticia sontak
            “Tunggu,”  ujar Kayleon.            menoleh ke arah Kayleon.  “Satu-satunya
            Sesaat, kedua matanya bergerak tak   cara kita menghentikan ini adalah menekan
         menentu  dengan  warna  berbeda.  Kanan,   tombol off di rumah Prof. Arthur.”
         kiri, atas, bawah, mulai dari hitam, putih,
         bahkan merah. Hal itu membuat Leticia kaget
         dan cemas hingga ia mundur selangkah.     Bersambung…
         “Ka-Kayleon,” lirihnya. Ia baru bernapas


         44    MAJALAH AL-BAYAN
               EDISI 23
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49