Page 14 - Harry Potter and The Order Of The Phoenix
P. 14
cukup kuat untuk menampakkan siluet sekelompok orang yang sedang
menyeberangi taman. Salah satunya sedang menyanyikan sebuah lagu sederhana
dengan bising. Yang lainnya sedang tertawa. Suara detik lemah datang dari
beberapa sepeda balap mahal yang sedang mereka setir.
Harry tahu siapa orang-orang itu. Figur di depan tak salah lagi adalah
sepupunya, Dudley Dursley, sedang berjalan pulang, ditemani oleh gengnya
yang setia.
Dudley masih segemuk dulu, tetapi satu tahun berdiet keras dan penemuan bakat
baru telah membuat cukup banyak perubahan pada fisiknya. Seperti yang
diceritakan Paman Vernon kepada siapapun yang akan mendengarkan, Dudley
baru-baru ini telah menjadi Juara Tinju Kelas Berat Antar-Sekolah Junior dari
daerah Tenggara. 'Olah raga mulia' seperti yang disebut Paman Vernon, telah
menjadikan Dudley bahkan lebih berbahaya daripada yang dirasakan Harry di
masa-masa sekolah dasar mereka ketika dia menjadi karung tinju Dudley yang
pertama. Harry sama sekali tidak takut kepada sepupunya lagi tetapi dia masih
berpikir bahwa Dudley belajar peninju lebih keras dan lebih akurat bukanlah
merupakan sesuatu yang harus dirayakan. Anak-anak di lingkungan sekitar
semuanya takut kepadanya -- bahkan lebih takut daripada kepada 'bocah Potter
itu' yang, mereka telah diperingatkan, merupakan anak nakal yang tidak pernah
kapok dan bersekolah di Pusat Rehabilitasi bagi Anak-Anak Kriminal Tidak
Tertolong St Brutus.
Harry menyaksikan figur-figur gelap itu menyeberangi rumput dan bertanya-
tanya siapa yang telah mereka pukuli malam ini. Lihat sekeliling, Harry
menemukan dirinya berpikir selagi dia memperhatikan mereka. Ayolah ... lihat
sekeliling ... aku sedang duduk di sini sendirian ... datang dan hadapilah ...
Jika teman-teman Dudley melihatnya duduk di sini, mereka pasti akan berjalan
lurus ke arahnya, dan apa yang akan dilakukan Dudley nanti? Dia tidak akan
mau kehilangan muka di depan gengnya, tetapi dia pasti takut mengganggu
Harry ...
pastilah menyenangkan menyaksikan dilema Dudley, mengejeknya,
memperhatikannya, dengan dirinya tidak berdaya menanggapi ... dan jika yang
lain ada yang berani memukul Harry, dia sudah siap -- dia punya tongkatnya.
Biar mereka coba ... dia akan senang menyalurkan sedikit rasa frustrasinya
kepada anak-anak yang dulu pernah membuat hidupnya seperti neraka.
Tetapi mereka tidak menoleh, mereka tidak melihatnya, mereka sudah hampir

