Page 23 - Harry Potter and The Order Of The Phoenix
P. 23

kematian, Harry ...


               mungkin saja tidak sakit ... aku tidak akan tahu ... aku belum pernah mati ...'


               Dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Ron dan Hermione --


               Dan wajah-wajah mereka timbul dengan jelas dalam pikirannya sementara dia
               berjuang untuk bernapas.


               'EXPECTO PATRONUM!'


               Seekor kijang jantan perak yang besar muncul dari ujung tongkat Harry;
               tannduknya mengenai Dementor di tempat di mana jantung seharusnya berada;
               dia terlempar ke belakang, tak berbobot seperti kegelapan, dan sementara kijang
               itu menyerang, Dementor menukik pergi, seperti kelelawar dan kalah.


               'KE SINI!' Harry berteriak kepada kijang itu. Sambil berputar, dia berlari
               menyusuri gang, memegang tongkat yang menyala tinggi-tinggi. 'DUDLEY?
               DUDLEY!'


               Dia belum lagi berlari selusin langkah ketika dia mencapai mereka: Dudley
               bergelung di atas tanah, lengannya menutupi wajahnya. Dementor kedua sedang
               membungkuk rendah ke arahnya, mencengkeram pergelangan tangannya ke
               dalam tangan-tangannya yang berlumpur, pelan-pelan mengungkitnya, hampir
               penuh kasih memisahkannya, menurunkan kepalanya yang bertudung ke wajah
               Dudley seperti akan menciumnya.


               'HAJAR DIA!' Harry berteriak, dan dengan sebuah deru yang menggelegar,
               kijang perak yang telah disihirnya datang berderap melewatinya. Wajah
               Dementor yang tidak bermata hampir satu inci dari wajah Dudley ketika tanduk
               perak itu mengenainya; benda itu terlembar ke udara dan, seperti kawannya,
               meluncur tinggi dan diserap ke dalam kegelapan; si kijang berlari ke tengah gang
               dan meluruh menjadi kabut perak.


               Bulan, bintang-bintang dan lampu-lampu jalan muncul kembali. Angin sepoi-
               sepoi yang hangat menyapu gang itu. Pohon-pohon berdesir di kebun-kebun
               sekitar dan suara mobil-mobil yang biasa di Magnolia Crescent memenuhi udara
               lagi. Harry berdiri diam, semua inderanya masih bergetar, merasakan
               kembalinya normalitas yang mendadak. Setelah beberapa saat, dia menjadi sadar
               bahwa baju kaosnya melekat ke tubuhnya; dia basah kuyup oleh keringat.
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28