Page 29 - Harry Potter and The Order Of The Phoenix
P. 29
ayo, Harry, apa yang kautunggu?'
Harry memutuskan untuk tidak membuang sisa-sisa napasnya menunjukkan
bahwa dia hampir tidak bisa berjalan di bawah beban Dudley. Dia memberi
Dudley yang setengah sadar sebuah helaan dan maju terhuyung-huyung.
'Kuantar kau sampai ke pintu,' kata Mrs Figg, ketika mereka membelok ke Privet
Drive. 'Hanya untuk berjaga-jaga seandainya ada lagi di sekitar ... oh kataku,
benar-benar bencana ... dan kamu harus menghadapi mereka sendiri ... dan
Dumbledore berkata kami harus menjagamu dari penggunaan sihir dengan
segala cara ... well, tak ada gunanya menangisi ramuan yang telah tumpah,
kurasa ... tapi si kucing sudah berada di tengah para pixy sekarang.'
'Jadi,' Harry terengah-engah, 'Dumbledore ... menyuruh orang ... mengikutiku?'
'Tentu saja,' kata Mrs Figg tidak sabaran. 'Apakah kau berharap dia akan
membiarkanmu berkeliaran sendirian setelah apa yang terjadi di bulan Juni?
Demi Tuhan, nak, mereka bilang padaku kau pintar ... benar ... masuk ke dalam
dan tetap di sana,' dia berkata, ketika mereka mencapai nomor empat. 'Kuharap
seseorang akan segera berhubungan denganmu.'
'Apa yang akan Anda lakukan?' tanya Harry dengan cepat.
'Aku akan langsung pulang ke rumah,' kata Mrs Figg, menatap sekeliling jalan
yang gelap dan tampak jijik. 'Aku perlu menunggu instruksi lebih lanjut. Tetap
saja di dalam rumah. Selamat malam.'
'Tunggu, jangan pergi dulu! Aku ingin tahu --'
Tetapi Mrs Figg telah pergi sambil berderap, selop-selop karpetnya berayun-
ayun, tasnya berkelontang.
'Tunggu!' Harry berteriak kepadanya. Dia mempunyai jutaan pertanyaan untuk
ditanya kepada siapapun yang memiliki kontak dengan Dumbledore; tapi dalam
sekian detik Mrs Figg telah ditelan oleh kegelapan. Sambil merengut, Harry
mengatur Dudley pada bahunya dan mengikuti jalan setapak di kebun nomor
empat dengan pelan dan menyakitkan.
Lampu aula menyala. Harry memasukkan tongkatnya kembali ke dalam ban
pinggang celana jinsnya, membunyikan bel dan menyaksikan garis bentuk Bibi
Petunia bertambah besar dan besar, terdistorsi dengan aneh oleh kaca beriak di
pintu depan.

