Page 4 - Harry Potter and The Order Of The Phoenix
P. 4
-- BAB SATU --
Dudley Diserang Dementor
Hari terpanas sejauh ini pada musim panas telah mulai berakhir dan keheningan
yang membuat mengantuk melanda rumah-rumah besar berbentuk bujursangkar
di Privet Drive. Mobil-mobil yang biasanya mengkilat diliputi debu di jalan-
jalan masuk dan halaman-halaman yang dulunya hijau jamrud terbentang kering
dan menguning --
karena penggunaan pipa air telah dilarang akibat kekeringan. Dirampas dari
kebiasaan mencuci mobil dan memotong rumput halaman mereka, para
penghuni Privet Drive telah mengundurkan diri ke dalam lindungan rumah-
rumah mereka yang teduh, dengan jendela-jendela dibuka lebar-lebar untuk
memancing masuknya angin sepoi-sepoi yang memang tidak ada. Satu-satunya
orang yang berada di luar rumah adalah seorang remaja lelaki yang sedang
berbaring telentang pada bedeng bunga di luar nomor empat.
Dia adalah seorang anak laki-laki kurus, berambut hitam, dan berkacamata yang
memiliki tampilan wajah kurus, agak kurang sehat seperti seseorang yang telah
tumbuh begitu banyak dalam waktu singkat. Celana jinsnya robek dan kotor,
baju kaosnya kedodoran dan sudah pudar, dan sol sepatu olahraganya terkelupas
dari bagian atas sepatu. Penampilan Harry Potter tidak membuatnya disenangi
para tetangga, yang merupakan jenis orang-orang yang menganggap
ketidakrapian seharusnya dapat dihukum dengan undang-undang, tetapi karena
dia telah menyembunyikan dirinya di belakang sebuah semak hydrangea besar
malam ini, dia cukup kasat mata bagi orang-orang yang lewat. Kenyataannya,
satu-satunya cara dia dapat terlihat adalah bila Paman Vernon atau Bibi
Petunianya menjulurkan kepala-kepala mereka keluar dari jendela ruang tamu
dan melihat langsung ke bedeng bunga di bawahnya.
Secara keseluruhan, Harry berpikir dia seharusnya diberi selamat atas idenya
bersembunyi di sini. Mungkin dia tidak begitu nyaman berbaring di atas tanah
yang panas dan keras tetapi, di sisi lain, tidak ada orang yang melotot
kepadanya, menggertakkan gigi-gigi mereka demikian kerasnya sehingga dia
tidak dapat mendengarkan warta berita, atau menanyakan pertanyaan-pertanyaan
yang tidak menyenangkan kepadanya, seperti yang telah terjadi setiap kali dia
mencoba duduk di ruang tamu untuk menonotn televisi dengan paman dan
bibinya.

