Page 6 - Harry Potter and The Order Of The Phoenix
P. 6
setiap malam pada liburan musim panas. Harry tahu sekali bahwa Dudley tidak
minum teh di manapun; dia dan gengnya menghabiskan setiap malam merusak
taman bermain, merokok di sudut-sudut jalan dan melempar batu-batu pada
mobil-mobil dan anak-anak yang lewat. Harry telah melihat mereka
melakukannya selama jalan-jalan malamnya di sekitar Little Whinging; dia telah
melewati sebagian besar liburan dengan berkeliaran di jalan-jalan, memunguti
surat kabar dari tong-tong sampah yang dijumpainya.
Not-not pembukaan dari musik yang mengawali warta berita pukul tujuh malam
mencapai telinga Harry dan perutnya serasa terbalik. Mungkin malam ini --
setelah penantian sebulan -- akan menjadi malam yang dinanti.
'Orang-orang yang sedang berlibur yang mengalami penundaan memenuhi
lapangan-lapangan terbang dalam jumlah yang memcahkan rekor, sementara
pemogokan para pengurus bagasi Spanyol mencapai minggu kedua --'
'Berikan mereka tidur siang seumur hidup, itu yang akan kulakukan,' geram
Paman Vernon di akhir kalimat si pembaca berita, tetapi tidak mengapa: di luar
di bedeng bunga, perut Harry sepertinya melunak. Jika ada yang terjadi, pastilah
menjadi hal pertama dalam warta berita; kematian dan kehancuran lebih penting
daripada orang berlibur yang tertunda.
Dia mengeluarkan napas panjang dan pelan dan menatap langit biru cemerlang.
Setiap hari dalam musim panas ini sama saja: ketegangannya, pengharapannya,
kelegaan sesaat, dan kemudian ketegangan yang memuncak lagi ... dan selalu,
tumbuh semakin kuat sepanjang waktu, pertanyaan kenapa belum ada yang
terjadi.
Dia terus mendengarkan, kalau-kalau ada petunjuk kecil, yang tidak disadari
para Muggle -- orang yang menghilang tanpa penjelasan, mungkin, atau
beberapa kecelakan aneh ... tetapi pemogokan para pengurus bagasi diikuti oleh
berita mengenai kekeringan di Tenggara ('Kuharap dia sedang mendengarkan di
rumah sebelah!' teriak Paman Vernon, 'Orang itu dengan penyembur airnya yang
nyala pada pukul tiga pagi!'), lalu sebuah helikopter y ang hampir jatuh ke
sebuah ladang di Surrey, kemudian perceraian seorang aktris tenar dari suaminya
yang terkenal ('Seperti kita peduli saja dengan urusan-urusan mereka yang
kotor,' dengus Bibi Petunia, yang telah mengikuti kasus tersebut dengan obsesif
di semua majalah yang dapat diraihnya dengan tangan kurusnya).
Harry menutup matanya dari langit malam yang sekarang telah berkobar ketika

