Page 20 - KOMPAK_TES
P. 20
20 inspirasi
edisi 159/Th ke-14/November 2016
Orang yang senang menulis bisa dipastikan gemar
membaca. Kegemaran membaca membuat orang
bertambah kosakatanya, pengetahuannya, dan
terpancing keinginannya untuk membuat karya tulis.
Sebuah pemikiran dan ilmu akan lebih bermanfaat
jika dibagikan kepada orang lain, salah satunya yang
tertuang melalui buku. Inilah mengapa Solikin M.
Juhro akhirnya memiliki passion menulis banyak hal
tentang yang diketahuinya.
un jauh sebelum Solikin M.Juhro, Pengalaman sulitnya menempuh pendidikan di negeri paman Sam itu.
pria kelahiran Surabaya 10 Oktober pendidikan di Amerika Serikat, membuat “Saya sering katakan kepada teman-
Nmenjadi pegawai Bank Indonesia Solikin semakin terlecut semangatnya teman yang mengalami hal serupa, bahwa
(BI), dirinya adalah mahasiswa Universitas untuk membuktikan dirinya mampu kegagalan di satu tempat jangan menjadi
Airlangga yang memiliki kios majalah dan melewati semuanya dengan baik. pematah semangat, karena di tempat lain
koran “Bintang” pada tahun 1992-1993. Sehingga, kadangkala dirinya justru justru bisa menjadi jalan suksesnya. Jadi,
Kiosnya berada tidak jauh dari Gedung BI memberikan semangat kepada rekan- harus tetap sabar dan semangat,” ungkap
Surabaya kala itu. Ada rasa takjub setiap rekannya yang lain yang mengalami hal Ayah dari Shabira Soviannisa (12) dan
kali melihat gedung tersebut dan segala serupa ketika harus menempuh berlikunya Syabil Z. Soviafkhary (6,5).
aktivitas yang nampak olehnya.
“Waktu itu, saya sudah ada keinginan
bagaimana bisa menjadi pegawai BI.
Dan alhamdulillah bisa diterima juga
bergabung di BI sampai hari ini,” kenang
suami dari Devi I. Setiadi ini.
Waktu pun berjalan, dan ayah dua
anak ini pun sudah sampai di karier
pegawai utama di BI saat ini. Banyak hal
yang sudah dilalui Solikin selama menjadi
pegawai BI hingga menapaki kariernya
hari ini.
“Dulu saya di sekolahkan oleh BI di
Michigan dan Maryland Amerika Serikat.
Dua program master sudah terlampaui
dengan baik, dan untuk program doktor,
sukses saya tertunda. Saya kembali ke
Indonesia dan melanjutkan doktoral saya
di Universitas Indonesia, lulus cum laude,”
kata Direktur Departemen kebijakan
Ekonomi dan Moneter (DKEM) ini.

