Page 10 - Riwayat Hidup Hj
P. 10

berdoa,  kami  yang  kecil-kecil  pada  makan

                  makanan  yang  disiapkan  oleh  Eyang  Satinah.
                  Lucu, takut dan menyenangkan.

                      Setelah keadaan darurat perang sudah agak

                  lama dan tidak menentu karena sebagian besar
                  penduduk         Purwokerto         mengungsi         ke

                  pedalaman,  maka  Eyang  Soepadi  dan  Eyang

                  Satinah      beserta     seluruh     keluarga      pergi
                  mengungsi.  Karena  rumah  beliau  disebelah

                  utara, maka mereka pergi ke sebelah utara ke
                  arah Gunung Slamet. Mereka pergi mengungsi

                  jalan  kaki,  karena  tidak  punya  kendaraan

                  apapun, baik mobil, delman atau gerobak, jadi
                  pergi mengungsi dengan jalan kaki. Anak-anak

                  disuruh Eyang Satinah  bawa baju secukupnya

                  yang dapat dibawa, karena semua harus dibawa
                  sendiri-sendiri.  Eyang  Satinah  dan  kakak-

                  kakak perempuan yang besar, disamping bawa
                  baju  juga  bawa  makanan  matang  dan  bahan

                  makanan. Adik Sumiati yang paling bontot yaitu

                  Soewardi,  karena  masih  terlalu  kecil  disuruh
                  mengungsi  dirumah  kakak  yang  paling  besar

                  ibu  Sri  Utami  Martosiswoyo  di  daerah

                  Purbalingga  di  desa  Penican  bersama  dengan


                                            10
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15