Page 50 - Buku Ajar Kimia Analisis
P. 50
+ ↔ +
Adanya ion H⁺ pada larutan mengakibatkan larutan bersifat
asam akibat hasil dari hidrolisis garam parsial tersebut. Nilai pH
titrasi antara NH₄OH dengan HCl saat titik ekuivalen berlangsung
berkisar 5,2. Oleh sebab itu, indikator yang digunakan pada titrasi
ini yaitu indikator Metil Oranye(MO) yang memiliki perubahan
warna pada trayek pH berkisar 4,4-6.2.
Jika menggunakan indikator lain seperti fenolftalein (PP),
maka pada saat setelah titik ekivalen berlangsung penambahan
larutan HCl akan menyebabkan larutan bersifat asam. Dalam hal ini,
ion H⁺ hasil hidrolisis dari garam amonium klorida dapat diabaikan
yang berakibat ion H⁺ hasil ionisasi dari HCl lebih dominan dan
menyebabkan pH larutan setelah titik ekivalen berlangsung
mengalami penurunan dan semakin menurun yang menyebabkan
pH larutan bersifat asam yang dapat berakibat dalam penentuan
titik akhir titrasi akan sukar untuk diamati.
3.7 Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah
Pada titrasi asam lemah dengan basa lemah tidak
mengalami kenaikan yang tajam pada kurva titrasinya, sehingga
sulit memilih indikator yang cocok untuk titrasi ini, yang digunakan
untuk menentukan titik akhir titrasi. Oleh sebab itu, titrasi antara
asam lemah dengan basa lemah jarang sekali digunakan dalam
metode analisis kuantitatif.
Sebagai contoh yaitu titrasi antara larutan CH₃COOH
sebagai asam lemah dengan larutan NH₄OH sebagai basa lemah,
sehingga akan membentuk garam yang berasal dari reaksi asam
40

