Page 178 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 178

164



                esse  =  berada,  ada.  Potentia  berarti  memiliki  daya  atau  kemampuan
                menjalankan  daya.  Daya  ini  dipahami  berkaitan  dengan  daya  untuk
                memerintah,  membuat  (ingat  kemampuan  manusia  membuat  barang-
                barang hightech, dll) tatkala manusia diciptakan oleh Allah. Pikirkan dan
                renungkan  teks  Mazmur  8:4-6  “Apakah  manusia,  sehingga  Engkau
                mengingatnya?       Apakah       anak     manusia,      sehingga      Engkau
                mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti
                Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau
                membuat  dia  berkuasa  atas  buatan  tangan-Mu;  segala-galanya  telah
                Kauletakkan di bawah kakinya:

                •  Kambing  domba  dan  lembu  sapi  sekalian,  juga  binatang-binatang  di
                   padang; - ayat 7.
                •  Burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi
                   arus lautan – ayat 8.
                     Dalam  kemahaan-Nya,  Ia  turun  dan  menjangkau  manusia  atau
                menghampiri  manusia.  Manusia  dalam  keterbatasannya  menerima  dan
                mengakui-Nya  sebagai  yang  Mahakuasa,  karena  mengatasi  kuasa-kuasa
                dunia. Dalam tindakan penjangkauan Allah, Allah menginginkan seluruh
                yang  baik,  yang  dipunyainya  diberikan  kepada  manusia.  Meskipun

                demikian,  manusia  dalam  batas-batas  cakrawalanya,  mengambil  distansi
                atau jarak terhadap Allah sehingga manusia menyadari diri lemah, tidak
                mampu,  dan  tak  berdaya.  Dalam  kesadaran  ini  juga,  manusia  membuat
                keputusan untuk mengikatkan diri.
                     Manusia  adalah  makhluk  bertanya,  apa  pun  yang  berhadapan
                dengannya dipertanyakannya. Mengapa ia bertanya? Karena manusia butuh
                pengetahuan,  dan  dengan  pengetahuannya  manusia  dapat  bertindak.
                Manusia  itu  terbatas,  namun  dalam  cakrawalanya  ia  tak  terbatas.
                Pertanyaan  yang  diajukannya  untuk  memenuhi  kebutuhan  tahunya  dan
                selalu dalam bertanya agar mengetahui dengan lebih benar lagi. Tak pelak,

                Tuhan pun masuk dalam hal yang dipertanyakan manusia. Baik manusia
                bertuhan  ataupun  tak  bertuhan  hingga  para  filsuf.  Pertanyaan  dan
                pemikiran filosofis tentang disebut Filsafat Ketuhanan. Filsafat Ketuhanan
                memikirkan  tentang  Tuhan  secara  objektif,  sistematik,  dan  mendasar.
                Namun sekali lagi, dapatkah nalar manusia mencapai tahu yang sepenuhnya
                tentang Tuhan?
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183