Page 182 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 182

168



                budinya?  “Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat barang-
                barang  pujaanmu,  aku menjumpai  juga  sebuah  mezbah  dengan  tulisan:
                Kepada  Allah  yang  tidak  dikenal.  Apa  yang  kamu  sembah  tanpa
                mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepadamu” (Kis. 17:23).
                     Banyak pemikiran yang memisahkan antara akal budi dan iman. Iman
                seringkali dipikirkan sebagai sesuatu yang supra natural, diluar akal sehat.
                Sehingga iman dan akal sehat dianggap sulit untuk berjalan berdampingan.
                Pemikiran seperti  ini bertentangan dengan perkataan Yesus karena  Yesus
                sendiri memerintahkan kita untuk mengasihi Allah dengan segenap akal
                budi.  Bagaimana bisa kita pahami agar iman dan akal budi bisa selaras?

                Mengutip tulisan John Stott: Iman yang sejati pada dasarnya masuk akal
                karena  iman  itu  bersandar  pada  karakter  dan  janji  Allah.  Iman  adalah
                kepercayaan yang punya alasan, yakni kepercayaan yang memperhitungkan
                secara cermat dan penuh keyakinan bahwa Allah layak dipercaya. Dengan
                demikian beriman kepada Allah bukanlah hanya berdasarkan sesuatu yang
                tidak kita pahami melainkan dengan penuh kesadaran dan pemahaman kita
                mengambil keputusan untuk menyembah Allah kita.

                D. Integrasi Kritis dari Perspektif Kristen

                     Pendekatan  untuk  mengintegrasikan  iman  Kristen  dan  ilmu  harus
                dicirikan oleh integritas intelektual dan semangat. Ini tidak menyiratkan
                bahwa non-Kristen tidak memiliki kualitas yang sama. Di sini  dinyatakan
                bahwa  orang  Kristen  harus  menunjukkan  kualitas-kualitas  ini  sebagai
                                                                      32
                pembeda  dari  iman  non-Kristen.  Arthur  Holmes   menjelaskan,  orang
                Kristen  percaya  bahwa  dalam  semua  yang  dia  lakukan  baik  secara
                intelektual, sosial atau artistik-seni, maka ia memahami bahwa ia sedang
                menangani  ciptaan  Tuhan  dan  itu  sakral…   para  sarjana  mencintai
                kebenaran dan itu menjadi ekspresi akan cinta Tuhan, seperti cinta warga
                negara akan keadilan dalam masyarakat bisa menjadi ekspresi “kelaparan”

                akan  kebenaran,  atau  kecintaan  artis  untuk  yang  kreativitas,  dan/atau
                keindahan mengungkapkan cinta untuk Sang Pencipta.
                     Kita harus menyadari bahwa beberapa disiplin ilmu mungkin kurang
                terbuka  secara  langsung  untuk  pendekatan  Kristen,  seperti  dalam


                32  Arthur F. Holmes, Contours of A Worldview. (Eermans Publishings, 1987), 48.
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187