Page 183 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 183
169
matematika dan ilmu fisika. Meskipun demikian, sikap orang Kristen
haruslah terbuka terhadap kemungkinan integrasi.
Integrasi menuntut agar orang Kristen mempertahankan penilaian etis
yang konstan dari pembelajarannya dalam terang etika Alkitab. Namun,
integrasi Kristen antara iman dan ilmu harus melampaui kata-kata hampa
yang tidak dapat diuji atau diterapkan sebagai tindakan pribadi dan
kebijakan sosial tertentu. Dengan kata lain, integrasi iman dan ilmu bukan
hanya dikonsepsikan melainkan diimplementasikan dalam pemikiran,
sikap, tindakan, dan keputusan dari para sarjana (mahasiswa UKI).
Tantangan bagi integrasi Kristen adalah menghasilkan teori-teori yang
bermanfaat untuk dapat diraih dan diimplementasikan. Secara khusus,
integrasi Kristen harus menyarankan “teorema tengah” (Robert Merton) dan
“aksioma menengah” (JH Oldham) dalam penelitian sosial. Yang terakhir
memandu perumusan strategi Kristen di bidang kehidupan sosial seperti
pertanyaan tentang tujuan dan kualitas kerja, kriteria keadilan, dan
pendidikan.
Ada lima cara untuk menghubungkan iman Kristen dan ilmu: “konflik,
33
34
otonom, dialog, integrasi, dan transformasi” (Bnd. Manninen ).
a. Model Konflik (conflict)
Dalam model konflik, logika dan pengamatan (senses data) merupakan
kriteria pengetahuan. Materialisme ilmiah dianggap bertentangan
dengan doktrin Kristiani tentang penciptaan berdasarkan pembacaan
literal dari Alkitab dan bahwa manusia adalah makhluk spiritual.
Protagonis dari kedua sisi perdebatan antara sains dan Kristen mungkin
mengklaim bahwa mereka memiliki otoritas yang lebih besar daripada
saingan mereka. Konflik mencegah interaksi yang berarti antara iman
Kristen dan ilmu. Ini terbukti dalam berbagai perselisihan Kristen dan
ilmu, seperti, misalnya antara Galileo dengan Paus (kasus heliosentris),
dan antara evolusi dan penciptaan.
33 Ian G. Barbour, Religion in an Age of Science (Scotland: HarperCollins, 1990). Lihat Bagian
I: Religion in the Methods of Science.
34 Tuomas W. Manninen, Turning Barbour’s Model Inside Out: On Using Popular Culture
to Teach About Science and Religion, dalam Science and Religion in Education (Switzerland:
Springers, 2019), 19-32.

