Page 184 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 184

170



                b. Model Otonom (independence)
                   Dalam model otonom atau independence, iman Kristen dan ilmu berdiri
                   sendiri-sendiri.  Kedua  bidang  ini  secara  otonom  atau  terpisah  karena
                   masing-masing memiliki domain penyelidikan dan metode yang berbeda
                   dan  bertolak  belakang  untuk  membenarkan  klaim  kebenaran  dengan
                   persyaratannya  sendiri.  Dengan  demikian,  tidak  ada  interaksi  yang
                   berarti  antara  iman  Kristen  dan  ilmu.  Ian  Barbour  menyimpulkan,
                   Pemisahan  ke  dalam  bagian-bagian  yang  terpisah  atau  otonom,
                   dimotivasi tidak hanya oleh keinginan untuk menghindari konflik yang
                   tidak perlu, tetapi juga oleh keinginan untuk setia pada karakter khas dari

                   setiap bidang kehidupan dan pemikiran dari kedua bidang kajian ini.

                c.  Model Dialog (dialogue)
                   Dialog melibatkan interaksi tidak langsung yang mencakup pertanyaan
                   batasan atau pertanyaan ontologis yang diajukan oleh sains tetapi tidak
                   dijawab  dengan  metode  sains.  Metode  dan  isi  iman  Kristen  dan  ilmu
                   berbagi  poin  penting  berkaitan  dengan  kontak  dan  korelasi  untuk
                   dieksplorasi. Para filsuf ilmu mengakui bahwa ilmu bukanlah objektivitas
                   murni. Data ilmiah sarat teori, tidak bebas teori; penelitian dipandu oleh

                   model  konseptual  kreatif  dari  realitas  yang  membantu  kita
                   membayangkan apa yang tidak dapat diamati secara langsung. Demikian
                   pula,  data  agama  yang  diambil  dari  pengalaman  dan  tafsir  kristiani
                   terhadap  Kitab  Suci  juga  sarat  dengan  tafsir  konseptual  berdasarkan
                   model dan metafora bahasa. Baik teolog maupun ilmuwan menggunakan
                   kriteria koherensi, kelengkapan dan hasil penelitian dalam penyelidikan
                   mereka.  Akhirnya,  Dialog  hendaknya  mengeksplorasi  kemungkinan
                   peran epistemologi dan etika Kristen dalam sains dan efek pengetahuan
                   ilmiah  terhadap  doktrin  dan  pengalaman  Kristen.  Sebaliknya,  dalam
                   ranah  praksis,  iman  Kristen  menjadi  fondasi  berpikir,  bertindak,  dan

                   membuat  keputusan,  baik  secara  personal  maupun  kolektif  yang
                   teringrasi secara utuh dalam diri manusia (akademisi, ilmuwan, politisi,
                   dll).
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189