Page 189 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 189

175



                otoritas yang diberikan atau diciptakan sendiri, apakah nilai manusia masih
                tetap terjaga ataukah tergerus oleh sikap otoriter pendidik. Memosisikan
                manusia-murid  sebagai  pribadi  yang  bernilai  merupakan  dasar  menuju
                pendidikan  humanis.  Sebab  pendidikan  adalah  upaya  moral  untuk
                membentuk pembangunan manusia.
                     Nilai moral dipertaruhkan pada tingkat sistem pendidikan, sekolah,
                           43
                dan  guru.”   Dengan  kata  lain,  pendidikan  harus  humanistik.  Menurut
                Veugelers, 44,45   pendidikan  dari  perspektif  humanistik  berfokus  pada
                pengembangan  rasionalitas,  otonomi,  pemberdayaan,  kreativitas,  kasih
                sayang  dan  kepedulian  terhadap  kemanusiaan.  Keprihatinan  ini  bagi

                kemanusiaan  mengungkapkan  hubungan  dengan  orang  lain.  Komponen
                sosial ini dapat berkisar dari empati untuk solidaritas, dan dari masyarakat
                itu sendiri ke dunia global. Menghormati keragaman dan demokrasi adalah
                cara hidup humanistik.

                Kesimpulan
                     Kedua entitas ini (Allah dan manusia) juga merupakan dua paradoks,
                yang satu tak terbatas (Allah), dan yang lain terbatas (manusia). Yang satu
                mutlak, yang lain tidak mutlak. Meskipun demikian, keduanya tidak saling

                bertentangan (diversuskan), melainkan saling mengandaikan. Yang terbatas
                tidak mungkin dipahami  tanpa yang tak terbatas.
                     Kemampuan  rasional  juga  yang  memungkinkan  manusia  sadar
                tentang  pencipta-Nya.  Semua  itu,  merupakan  latar  belakang  dari
                penempatan potensi-potensi ilahi (potensia dari kata Latin poten = dapat dan
                esse  =  berada,  ada.  Potentia  berarti  memiliki  daya  atau  kemampuan
                menjalankan daya.
                     Atribut  rasio yang ada pada manusia, merupakan bukti rasionalitas
                manusia. Rasionalitas inilah yang memungkin kita untuk berpikir tentang
                Tuhan.  Dalam  ilmu  filsafat,  khususnya  filsafat  Ketuhanan,  yang  juga





                43   W.  Veugelers,  “Linking  Autonomy  and  Humanity,”  in  Education  and  Humanism
                (Rotterdam: Sense Publishers, 2011), 1–7.
                44  Ibid.
                45  Noh Ibrahim Boiliu et al., “Pendidikan Humanis Sebagai Pendekatan Pembelajaran Di
                Era  Revolusi  Industri  4.0,”  in  Sosial,  Pendidikan  Dan  Agama  Sebagai  Pondasi  Dalam
                Mewujudkan “Maju Bersama Kita Berjaya” (Riau: Marpoyan Tujuh, 2020), 741–758.
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194