Page 254 - BMP Pendidikan Agama Kristen
P. 254

240



                legalistis  dan  dogmatis  juridis  harus  diganti  dengan  pandangan  yang
                fungsional atau kritis kemasyarakatan. Dalam pemahaman tersebut timbul
                dorongan  bagi  setiap  orang  untuk  memperhatikan  dan  melayani  setiap
                pihak yang dapat menjadi korban mental, fisik, dan sosial dan negara dapat
                sepenuhnya  melayani  kepentingan  masyarakat  terhadap  pelanggaran
                hukum  didasarkan  pada  suatu  “kontrak  sosial.”  Oleh  sebab  itu  ada
                kewajiban  negara  untuk  mempedulikan  rakyatnya  dalam  memenuhi
                kebutuhan atas perbaikan bagi penderitaan korban hingga batas tertentu
                yang dilakukan oleh masyarakat melalui aparat negara melalui argumentasi
                solidaritas sosial atau argumentasi “negara kesejahteraan.”

                     Dalam timbulnya pelanggaran hukum berupa kejahatan, perlu diingat
                bahwa  sebab-sebab  kejahatan  yang  demikian  kompleks  berada  di  luar
                jangkauan  hukum  pidana,  sehingga  hukum  dan  hukum  pidana  hanya
                merupakan bagian kecil (subsistem) dari sarana kontrol sosial yang tidak
                mungkin mengatasi masalah kejahatan sebagai masalah kemanusiaan dan
                kemasyarakatan  yang  sangat  kompleks  (sosio-psikologis,  sosio-politik,
                sosio-ekonomi,  sosio-kultural,  dan  sebagainya)  dan  penggunaan  hukum
                pidana  dalam  menanggulangi  kejahatan  hanya  merupakan  kurieren  am
                symptom (mengobati gejala yang timbul), sehingga hukum pidana hanya

                merupakan  “pengobatan  simptomatik”  dan  bukan  “pengobatan  kausatif.
                Dengan demikian penjatuhan sanksi yang berat sekalipun takkan memadai
                tanpa  dibarengi  tindakan  pencegahan  dan  penyadaran  bagi  masyarakat
                terhadap kesadaran hukum yang semakin tinggi. Dapat dilihat bagaimana
                pemidanaan  yang  berat  bagi  pelaku  tindak  pidana  narkotika,  selalu
                memunculkan  pertanyaan  apakah  sanksi  yang  diberikan  tidak  dapat
                menakut-nakuti  calon  pelaku  lainnya,  sehingga  membatalkan  niatnya
                untuk  melakukan  kejahatan  yang  sama?  Begitu  pula  dalam  hal  korupsi,
                sanksi  pidana  yang  berat  tidak  serta  merta  menjadikan  orang  takut
                melakukan korupsi, dan bahkan tidak jarang pelakunya bersikap seakan-

                akan ia hanyalah korban dari perbuatan orang lain atau karena sistem yang
                tidak  benar  sehingga  menjerumuskan  dirinya  pada  kondisi  bersalah
                melakukan perbuatan melawan hukum.
                     Dalam penerapan hukum yang berlaku di tengah-tengah masyarakat,
                tidak  dapat  disangkal  kebenaran  dari  pemikiran  Charles  Sampford  yang
                memperlihatkan  basis  sosial  dari  hukum  yang  penuh  dengan  hubungan
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259