Page 397 - Buku Materi Pembelajaran Rangkaian Listrik II dan Praktikum
P. 397
IV. Kegiatan Pembelajaran 3. Resonansi Seri
4.1 Pendahuluan
Rangkaian yang dibentuk oleh komponen R, L dan C yang terhubung secara seri,
juga dapat mengalami kondisi resonansi pada frekuensi tertentu apabila frekuensi
sumber berubah-ubah. Dalam keadaan seperti ini, maka impedansi dari rangkaian
mencapai nilai minimum.
Rangkaian dapat dibuat pada kondisi resonansi (reaktansi induktif XL sama
dengan reaktansi kapasitif XC) dengan mengatur frekuensi f atau L atau C.
4.2 Resonansi Seri
Rangkaian resonansi seri yang terdiri dari resistor yang resistansinya R, induktor
yang induktansinya L dan kapasitor yang kapasitansinya C terhubung secara seri,
seperti diperlihatkan pada gambar 9.9. Apabila frekuensi dari sumber diatur
sedemikian rupa dalam keadaan L dan C konstan, maka pada frekuensi tertentu,
nilai imajiner dari impedansi dari rangkaian akan sama dengan nol. Dalam kondisi
seperti ini, rangkaian dalam kondisi resonansi pada frekuensi resonansi.
Impedansi dari rangkaian resonansi pada gambar 9.9 dilihat dari sisi sumber
tegangan sebagaimana dinyatakan oleh persamaan [9.64].
1 1
Z = R + jωL − j ( ) = R + j (ωL − ) [9.64]
ωC ωC
Reaktansi induktif adalah: X = ωL = 2πfL dan reaktansi kapasitif adalah: X =
L
C
1 1
= sehingga persamaan [9.64], dinyatakan oleh persamaan [9.65].
ωC 2πfC
Z = R + j(X − X ) = |Z|∠φ = |Z|∠arc tan ( X L − X C ) [9.65]
L
C
R
Keadaan resonansi dapat dicapai dengan mengatur f atau L atau C sedemikian
rupa sehingga bagian imajiner dari impedansi pada persamaan [9.65] sama
dengan nol. Apabila L dan C dibuat konstan dan yang diatur adalah f, maka pada
harga f tertentu, bagian imajiner dari impedansi sama dengan nol. Nilai dari
frekuensi resonansi sebagaimana dinyatakan oleh persamaan [9.34].
Dalam keadaan resonansi, maka XL = XC sehingga impedansi mencapai harga
minimum yaitu: Z = R.
304

