Page 143 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 143

mengerti bahwa lebay di pikiran bisa membuat kita tidak bahagia.

                     Filosofi Teras membagikan beberapa pengamatan mengenai hidup
                     untuk melawan fenomena lebay:

                     1.    Tidak ada yang baru di dunia ini. "Selalu ingat bahwa ini semua
                           telah terjadi sebelumnya, dan akan terjadi lagi. Plot yang sama

                           dari awal hingga akhir, di tata panggung yang sama. Pikirkan hal
                           ini, berdasarkan yang kamu ketahui dari pengalaman atau
                           sejarah," Marcus Aurelius [Meditations). Semua kejadian yang
                           kita alami dan amati dalam hidup pada dasarnya sudah pernah
                           terjadi, sedang terjadi lagi, dan masih akan terjadi.

                           Di sini, tentunya Marcus Aurelius tidak membicarakan hal-hal
                           yang bisa muncul dan hilang, seperti tren baju, Taylor Swift, atau
                           teknologi smartphone, tetapi hal-hal yang berkenaan dengan
                           perasaan manusia, yaitu patah hati, iri hati, sedih karena
                           kehilangan barang, duka karena kehilangan anggota keluarga,

                           terkhianati, kehilangan teman, kehilangan harapan, nafsu birahi,
                           dan lain-lain-semua ini sudah dialami umat manusia selama
                           ribuan tahun dan masih terus akan terjadi.

                           Dalam perspektif waktu seperti ini, apakah hal-hal sepele dalam
                           hidup ini perlu mendapatkan responyang berlebihan? Mungkin
                           jika Marcus Aurelius hidup di zaman sekarang, dia akan menegur

                           kita, "EH BIASA AJA KELEUS. INI HAL BIASA DALAM HIDUP,
                           GAK USAH LEBAY!"


                     2.    Perspektif dari atas (View from above). "Ketika kamu berpikir
                           mengenai umat manusia, cobalah melihat hal-hal di dunia seolah
                           kamu melihatnya dari ketinggian,” Donald Robertson.

                           Dalam bukunya Stoicism and The Art of Happiness, Robertson
                           mengutip teknik yang pertama kali diperkenalkan oleh Marcus
                           Aurelius ini. Kita diminta mencoba membayangkan diri kita
                           perlahan terbang ke atas (dengan menumpang drone raksasa).

                           Diawali dari problem kita sendiri, misalnya diputus pacar/ diminta

                           cerai, kemudian perlahan makin naik. Kita melihat orang-orang di
                           sekitar kita, mondar-mandir dengan urusan dan kesusahan
                           mereka sendiri. Makin naik, kita melihat kota tempat kita tinggal,
                           dengan segala kompleksitas warganya dan permasalahannya.
                           Makin naik, kita melihat Indonesia dengan segala

                           permasalahannya, dari urusan korupsi, kerusakan hutan,
                           kemiskinan, dan lain-lain. Terus naik, siapkan helm oksigen,
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148