Page 148 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 148

Aurelius tempat berlindung terkokoh adalah pikirannya sendiri.

                     Di bab berikutnya, kita akan mendapatkan tip-tip praktis dari Filosofi

                     Teras untuk membuat kita lebih tangguh dalam menghadapi hidup
                     yang sulit.

                          “You have power over your mind, not outside events.
                          Realize this, and you will find strength." - Marcus Aurelius
                          /Meditations)




                     Intisari Bab 5

                     •    Manusia kerap kali disusahkan bukan oleh hal-hal atau

                          peristiwa, tetapi oleh opini, interpretasi, penilaian/value judgment
                          akan hal-hal atau peristiwa tersebut.
                     •    Filosofi Teras tidak memisahkan antara “emosi” dan
                          ’’nalar/rasio”. Emosi (negatif) dianggap sebagai akibat dari

                          nalar/rasio yang keliru.
                     •    Saat kita mengalami peristiwa hidup, sering kali ada penilaian
                          otomatis yang muncul, dan jika tidak rasional, maka penilaian

                          otomatis ini memicu emosi negatif.
                     •    Kita memiliki kemampuan untuk tidak menuruti penilaian/ value
                          judgment otomatis tersebut. Kita mampu untuk menganalisis
                          sebuah peristiwa/objek dengan rasional, khususnya untuk

                          memisahkan antara fakta objektif dari penilaian/opini subjektif
                          kita.

                     •    Langkah-langkah yang bisa dilakukan dengan akronim S-T-A-R
                          (Stop-Think & Assess-Respond) dapat dipraktikkan saat kita
                          mulai merasakan emosi negatif.
                     •    Kita juga bisa mengendalikan respons lebay terhadap segala hal

                          dengan mengingat betapa remehnya masalah kita jika dilihat
                          dari jauh, bahwa tidak ada yang sungguh- sungguh baru di
                          kehidupan manusia, dan pada akhirnya semua akan terlupakan
                          oleh waktu.
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153