Page 165 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 165

negative thinking mungkin bisa membuat seseorang menjadi lebih
                       bahagia.

                       Premeditatio malorum bisa diteruskan sampai ke musibah- musibah

                       "besar", misalnya membayangkan kita tertimpa musibah bencana
                       alam, kecelakaan sampai cedera besar, bahkan sampai cacat, dilanda
                       peperangan, dan lain-lain. Prinsipnya sama dengan di atas, kita
                       melatih diri membayangkan jika kita berada di situasi-situasi tersebut
                       sehingga bisa mengantisipasinya dan tidak bisa benar-benar "kaget"

                       jika akhirnya memang terjadi.

                       Apakah premeditatio malorum sebuah kontradiksi dengan awal bab ini
                       di mana Seneca mengatakan kita sering menyiksa diri dengan pikiran-
                       pikiran negatif yang tidak perlu? Tidak sama sekali. Ada perbedaan
                       antara pikiran-pikiran negatif yang dibahas oleh Seneca dengan
                       premeditatio malorum. Yang pertama, premeditatio malorum diawali
                       dengan kesadaran dikotomi kendali. Kita diajarkan bahwa hal-hal

                       eksternal yang tidak di bawah kendali kita adalah indifferent, tidak
                       berpengaruh pada baik tidaknya hidup kita. Ini berbeda dengan
                       pikiran negatif yang menyiksa karena kita memberikan
                       penitaian/value judgment terhadap hal-hal eksternal.

                       Sebaliknya, kita seharusnya lebih khawatir terhadap hal-hal di bawah
                       kendali kita: pikiran kita, sikap kita, perkataan kita, dan tindakan kita—

                       karena inilah yang menentukan "baik buruk’nya hidup kita. Seperti
                       situasi yang dialami Admiral Stockdale. Bagi seorang prajurit,
                       tertangkap musuh adalah hal eksternal, tidak di bawah kendali kita,
                       dan bersifat indifferent. Yang harus dia khawatirkan adalah menjaga
                       semangat, moril, dan perkataannya saat dia benar-benar tertangkap
                       dan ditawan musuh.


                       Perbedaan kedua dari premeditatio malorum dengan kekhawatiran
                       yang tidak perlu adalah premeditatio malorum berada sepenuhnya
                       dalam kendali kita. Kita sendiri yang memutuskan untuk mensimulasi
                       berbagai hal negatif, di waktu yang kita tentukan, misalnya pagi hari
                       sebelum memulai aktivitas. Kitalah yang menginisiasinya dengan
                       tujuan menyiapkan solusi atau mengurangi emosi negatif jika ternyata
                       kejadian buruk benar-benar terjadi.


                       Premeditatio Malorum diawali dengan dikotomi kendali, dan diakhiri
                       dengan kesimpulan "apa yang bisa saya lakukan untuk mengurangi
                       dampak kejadian negatif ini jika memang terjadi? Jika tidak ada
                       solusinya, apakah saya benar-benar tersakiti?” (apalagi mengingat
                       prinsip bahwa semua yang di luar kendali kita adalah indifferent, tidak
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170