Page 175 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 175

seseorang memiliki harta benda yang banyak, atau seseorang yang
                      "merasa" kaya dengan apa yang telah dia miliki? Seseorang bisa saja

                      memiliki harta benda begitu banyak, tetapi selalu resah karena
                      merasa tidak mencapai peringkat orang-orang terkaya se-lndonesia.

                      Sementara itu, ada orang lain yang tidak bisa dibilang kaya raya,
                      bahkan tergolong sederhana, tetapi dia merasa sangat cukup dan
                      puas dengan apa yang dimilikinya, tidak merasa kekurangan. Bagi

                      Filosofi Teras, orang kedua inilah yang benar-benar "kaya".
                      "Sesungguhnya yang miskin bukanlah dia yang memiliki harta terlalu
                      sedikit, tetapi dia yang masih menginginkan lebih,” ujar Seneca
                      [Letters from a Stoic).

                      Bagi saya, hal ini bukan untuk disalahartikan sebagai anti-ambisi
                      (ingatlah bahwa sebagian filsuf Stoa adalah pedagang atau datang

                      dari latar belakang keluarga kaya raya). Kita boleh saja
                      mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi selalu ingatlah bahwa itu
                      semua di luar kendali kita dan bisa direnggut sewaktu-waktu,
                      sehingga kita tidak terlalu attached pada kekayaan. Lalu, kita juga
                      diingatkan untuk mengendalikan keinginan mengejar kekayaan tanpa
                      henti, untuk bisa merasakan "cukup" dengan apa yang sudah kita
                      miliki. Dengan ini, kita mencegah kekayaan menjadi majikan yang

                      menjadikan kita budak mereka.



                      Amor Fati


                      Lebih dari sekadar urusan harta kekayaan, Filosofi Teras
                      memperluas terapan prinsip di atas ke dalam momen hidup yang
                      lebih besar. Apakah kamu detik ini juga sedang merasakan
                      menginginkan hidup yang berbeda? Misalnya, "Seandainya saja gue
                      nggak harus berada di kereta penuh sesak orang saat ini.
                      Seandainya saja gue masuk ke sekolah idaman. Seandainya saja
                      gue punya orang tua yang lebih keren. Seandainya saja gue punya
                      teman-teman yang lebih cool dari yang sekarang. Seandainya saja...

                      seandainya saja..."

                      Di mata Stoisisme, pikiran-pikiran menginginkan alternatif dari situasi
                      hidup kita sekarang adalah tirani. Setiap detik kita menginginkan
                      sedang berada di tempat lain, situasi lain, dan segala wishful thinking
                      lainnya, maka kita telah dirampok dari kesempatan untuk menikmati

                      dan mensyukuri masa kini, detik ini.

                      Ingat bahwa Stoisisme melihat seluruh alam semesta sebagai sebuah





               FILOSOFI TERAS                               144
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180