Page 176 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 176

keteraturan dan keterkaitan segala hal. Artinya, seluruh hidup kita
                      sampai saat ini sudah terjadi menuruti rantai peristiwa dan hukum

                      alam. Kita bisa memilih melawan dan menyangkali masa kini, yang
                      artinya kita "melawan Alam”, atau kita bisa belajar menerima masa
                      kini /present), bahkan "mencintainya”.

                      Stoisisme mengajarkan lebih dari sekadar ikhlas menerima keadaan
                      saat ini, tetapi justru sampai sungguh-sungguh tulus mencintainya.

                      "Jangan menuntut peristiwa terjadi sesuai keinginanmu, tetapi justru
                      inginkan agar hidup terjadi seperti apa adanya, dan jalanmu akan
                      baik adanya.” - Epictetus /Discourses).

                      Saat saya membaca kutipan di atas, ini rasanya nasihat yang sulit
                      dicerna dan dipahami, pada awalnya. Ekstremnya, saat kita
                      kecopetan, tidak cukup untuk sekadar menerima dan ikhlas bahwa

                      kita kehilangan dompet, HP, dan semua kontak kita. Epictetus
                      bahkan menyarankan agar kita "menginginkan” hal ini terjadi {“Hore!
                      Gue kecopetan! Emang ini yang gue tunggu- tunggu...!"). Absurd?
                      Gila? Kalau kita mengingat pembahasan sebelumnya, bahwa semua
                      peristiwa eksternal pada dasarnya netral, dan "baik” atau "tidak”-nya
                      semua bergantung pada interpretasi kita, maka mungkin Epictetus
                      tidak segila itu. Kita sebenarnya mampu mengingini (lebih dari

                      sekadar ikhlas menerima) peristiwa hidup apa pun. Tidak ada yang
                      berkata ini mudah, tetapi ini mungkin.

                      Dalam contoh kecopetan, kita bisa menginterpretasi bahwa ini ujian
                      terhadap kesabaran. Atau, ini alasan beli dompet/ HP baru. Atau, ini
                      kesempatan belajar mengurus kehilangan benda berharga, siapa
                      tahu bermanfaat untuk keluarga/teman dekat kita kelak, dan lain-lain.

                      Saat kita bisa melihat sebuah musibah sebagai kesempatan untuk
                      berubah menjadi lebih baik, maka “menginginkan peristiwa ini terjadi”
                      menjadi lebih bisa dipahami.

                      Sekilas mungkin ini terdengar seperti “delusi terencana", tetapi
                      sesuatu disebut delusi ketika bertentangan dengan realitas (misalnya,

                      kalah Pilkada tetapi masih ngotot mengaku menang). Nasihat
                      Epictetus tidak mengubah realitas yang terjadi (kecopetan), tetapi
                      hanya mengubah pemaknaan atau narasi yang kita berikan atas
                      peristiwa tersebut.















                                                            145                       HENRY MANAMPIRING
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181