Page 215 - pdfcoffee.com_407689652-filosofi-teras-pdfdocx-pdf-free
P. 215

hidup harus selaras denga





                  Alam, konsekuensinya





                  tidak ada ruang untuk                                                k



                  berbohong.





                  artinya menjadi sama dengan binatang, maka kita menjadi mudah
                  terprovokasi, terlalu sensitif, dan selalu menanggapi apa kata orang, dan
                  niscaya kita tidak akan tahan dan selalu tergoda untuk menghindari kontak

                  sosial saja. Bagaimana caranya supaya kita tidak mudah baperan?
                  Dengan menyadari bahwa kita sendirilah yang bertanggung jawab jika kita
                  merasa tersinggung, marah, tertolak-dan bukan orang lain. Selain itu,
                  kerendahan hati untuk menyadari bahwa kita sendiri tidak sempurna dan
                  sering melakukan kesalahan juga menjadi penyeimbang.




                  Berkata Jujur Selalu

                        “Betapa menjijikkannya ketika seseorang berkata, 'Sejujurnya nih
                        .............................’ di awal kalimat. Apa maksudnya? Itu
                        seharusnya tidak perlu diucapkan. Itu sudah semestinya, tertulis

                        dengan huruf besar di jidat. (Kejujuran) harus terdengar di suaramu,
                        nampak di matamu, bagaikan kekasih yang menatap wajahmu dan
                        percaya seluruh kisahmu dengan sekilas pandang. Seorang yang
                        jujur dan terus terang bagaikan seorang dengan bau badan. Ketika
                        kamu seruangan dengan dia, kamu langsung tahu. Akan tetapi,
                        kepalsuan bagaikan pisau (yang menancap) di punggung.” - Marcus
                        Aurelius (Meditations)


                  [Pak Marcus, analogi orang bau ini agak aneh, tapi saya mengerti kalau
                  jaman Romawi kuno dulu belum ada deodoran. Jadi, ya sudahlah yaaa
                  ...........................)

                  Waktu membaca, saya lumayan tertegun. Kata-kata Marcus Aurelius

                  bagaikan tertuju kepada saya pribadi. Saya menyadari selama berbicara
   210   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220